KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto menyebutkan, terdapat 34 elemen Bumi langka di dunia.
Pernyataan itu disampaikan dalam acara dialog terbuka bersama Universitas Muhammadiyah Surabaya, pada Jumat (24/11/2023).
"Kita punya apa yang disebut rare earth, tanah langka. Rare earth, mineral langka. Di dunia ini ada 34 elemen langka, kalau tidak salah Indonesia punya 16 atau 17," ujar Prabowo, dikutip dari kanal Youtube Kompas TV.
Elemen Bumi langka yakni Rare Earth Elements (REE) dalam elemen kimiawi. REE juga dapat disebut sebagai unsur tanah jarang (LTJ).
Dalam tabel periodik tertera 17 unsur kimia yang tergolong ke dalam unsur tanah jarang.
Dilansir Britannica, unsur kimia dalam golongan ini dibagi dalam tiga golongan, yakni skandium (Sc), itrium (Y), dan lantanum (La) yang memiliki unsur turunan.
Adapun 15 unsur turunan lantanida, yakni serium (Ce), praseodimium (Pr), neodimium (Nd), prometium (Pm), samarium (Sm), europium (Eu), gadolinium (Gd), terbium (Tb), disprosium (Dy), holmium (Ho), erbium (Er), tulium (Tm), iterbium (Yb), dan lutesium (Lu).
Sehingga total ada 17 unsur kimiawi yang tergolong ke dalam REE atau unsur tanah jarang.
Dikutip dari Geology.com, tulium dan lutetium memang dua unsur tanah jarang yang paling sedikit kelimpahannya, karena sulit untuk ditambang.
Kendati demikian, tulium dan lutetium masing-masing memiliki rata-rata kelimpahan kerak yang hampir 200 kali lebih besar dari kelimpahan kerak emas.
Unsur tanah jarang yang paling melimpah adalah serium, yttrium, lantanum dan neodimium. Ketiganya memiliki kelimpahan kerak rata-rata yang serupa dengan logam industri yang umum digunakan seperti kromium, nikel, seng, molibdenum, timah, tungsten, dan timbal.
Data serupa ditunjukkan oleh Survei Geologi Amerika Serikat atau USGS. Meski disebut unsur tanah jarang, tetapi 17 unsur yang ada relatif berlimpah.
Kelimpahan unsur-unsur di kerak bumi berkisar dari serium, unsur paling melimpah ke-25 dari 78 unsur yang ada di kerak Bumi.
Unsur tanah jarang berbentuk logam berkilau berwarna abu-abu hingga keperakan biasanya lunak, mudah dibentuk, dan reaktif terutama pada suhu tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.