Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Beredar video konferensi pers yang menyerukan penghentian strategi pengendalian demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk berteknologi wolbachia.
Nyamuk yang diinfeksi bakteri wolbachia diklaim akan dipakai sebagai senjata untuk membunuh manusia.
Selain itu, teknologi wolbachia dikaitkan dengan digitalisasi dan pemasangan cip. Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim itu tidak benar atau hoaks.
Klaim soal nyamuk dengan teknologi wolbachia akan menjadi senjata pembunuh manusia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Pengunggah menyertakan potongan video Komjen Pol Dharma Pongrekun. Ia mengaitkan nyamuk wolbachia dengan narasi soal senjata pembunuh manusia, digitalisasi, dan pemasangan cip.
Klaim itu disampaikan dalam konferensi pers bertajuk "Gerakan Sehat Untuk Rakyat Indonesia", di Jakarta, Minggu (12/11/2023).
"Kebenaran harus disampaikan. Ayo dukung beliau demi keselamatan bersama," tulis salah satu akun, pada Selasa (14/11/2023).
Berikut teks yang tertera pada video:
STOP PENYEBARAN NYAMUK YG DILAKUKAN OLEH KEMENKES.
Wolbachia merupakan bakteri simbiotik yang secara alami ada pada hampir 70 persen spesies serangga di dunia, termasuk nyamuk.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menerapkan teknologi wolbachia untuk menurunkan penyebaran DBD.
Kemenkes membantah klaim yang mengaitkan nyamuk wolbachia dengan narasi soal senjata pembunuh manusia, digitalisasi, dan pemasangan cip.
"Tidak ada chip," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (15/11/2023).
Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga virus dengue tidak akan menular ke tubuh manusia.
Jika Aedes aegypti jantan yang telah diinfeksi wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina, maka virus dengue pada nyamuk betina akan terblokir.