KOMPAS.com - Jatuh cinta saat pandangan pertama mungkin menggambarkan perasaan Ferdinand Marcos ketika bertemu Imelda Romualdez, pada 6 April 1954.
Pertemuan terjadi di sela rapat pembahasan regulasi terkait anggaran di Gedung Kongres Filipina.
Ferdinand yang berusia 36 tahun kala itu merupakan anggota dewan legislatif dari partai oposisi.
Sementara Imelda hadir untuk mendukung sepupunya, Daniel Romualdez, juru bicara Partai Nasionalis.
Begitu melihat sosok Imelda di aula gedung, politisi kelahiran 11 September 1917 itu bertanya kepada sahabatnya, Jose Guevara, jurnalis The Manila Times.
"Siapa perempuan itu, Jose?" tanya Ferdinand.
"Dia Miss Manila," jawab Jose, seperti ia tuturkan kepada Katherine Ellison, dalam buku Imelda: Steel Butterfly of the Philippines (1988).
Baca juga: Detik-detik Kejatuhan Diktator Filipina Ferdinand Marcos
Lantas, Jose memperkenalkan Ferdinand kepada Imelda saat reses. Keesokan harinya, dua kuntum mawar sampai di meja kerja Imelda.
Tidak butuh waktu lama bagi Ferdinand untuk mengambil hati Imelda. Pada 1 Mei 1954 mereka memutuskan untuk menikah. Saat itu Imelda berusia 25 tahun.
Mereka dikaruniai tiga anak, yakni Imee, Ferdinand Jr atau Bongbong, serta Irene.
"Saya bertemu Ferdinand Marcos yang merupakan anggota kongres. Dalam 20 menit pertama, dia melamar saya," ujar Imeda, seperti dikutip dari ABS-CBN.
Imelda memiliki peran besar terhadap karier politik Ferdinand. Perempuan kelahiran 2 Juli 1929 itu kerap membantu suaminya berkampanye saat pemilihan presiden.
Dalam sebuah obituari, jurnalis The Washington Post menulis bahwa pernikahan Ferdinand dengan Imelda memberikan keuntungan secara politik.
Ferdinand memiliki basis massa di wilayah utara Filipina. Sementara Imelda berasal dari keluarga terpandang di Leyte, Selatan Filipina.
Selain itu, Imelda merupakan selebritas yang kerap muncul di surat kabar dan majalah karena pernah memenangkan kontes kecantikan pada 1949.
Keuntungan politik ini juga diakui oleh Imelda, seperti dikutip ABS-CBN. "Keluarga saya berasal dari selatan dan dia berasal dari utara, jadi itu kombinasi yang bagus," ucap Imelda.
Akhirnya Ferdinand Marcos tepilih sebagai Presiden Filipina dan dilantik pada 30 Desember 1965. Politisi dari Partai Liberal itu dikenal sebagai diktator dan memerintah secara otoriter selama dua dekade.
Baca juga: Terbukti Korupsi, Istri Mendiang Ferdinand Marcos Terancam Dibui
Dikutip dari Britannica, ketika masih remaja, Ferdinand terlibat dalam kasus pembunuhan lawan politik ayahnya. Dia diadili pada 1933, kemudian dinyatakan bersalah pada November 1939.
Setelah mengajukan banding, setahun kemudian Mahkamah Agung Filipina menyatakan Ferdinand bebas.
Ia melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum Universitas Filipina. Setelah itu ia menjadi perwira angkatan bersenjata Filipina selama Perang Dunia II.
Berkat kelihaiannya memimpin gerilya, Ferdinand mendapat karpet merah di jalur politik. Dia menjadi asisten teknis presiden pertama Filipina, Manuel Roxas pada 1946-1947.