Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secara Ilmiah, Apakah Cordyceps di "The Last of Us" Bisa Menginfeksi Manusia?

Kompas.com - 25/01/2023, 11:53 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Film serial The Last of Us episode kedua mengungkap awal mula infeksi Cordyceps yang menyebabkan manusia berubah menjadi mayat hidup atau zombie.

Serial ini diadaptasi dari gim berjudul sama yang pertama kali dirilis di konsol Sony PlayStation 3 (PS3) pada 2013.

Jalan cerita pada versi gim, infeksi Cordyceps menyebar dari Amerika Selatan ke Amerika Serikat pada akhir 2013 akibat tanaman pangan yang tercemar jamur.

Sementara di skenario filmnya, penyebaran Cordyceps bermula dari sebuah pabrik tepung di Jakarta Barat, Indonesia pada 2003.

Dilansir Mashable, pengembang gim The Last of Us, Naughty Dog, mengungkapkan bahwa ide wabah zombie akibat infeksi Cordyceps berasal dari jamur yang benar-benar nyata.

Mereka mendapatkan ide itu setelah menyaksikan sebuah episode dokumenter BBC Planet Earth berjudul "Jungles", yang dinarasikan oleh Sir David Attenborough.

Episode tersebut mengulas semut yang mati setelah terinfeksi jamur Ophiocordyceps unilateralis.

Jamur tersebut menempel pada semut, lalu menginfeksi dan mengendalikan otak. Akibatnya semut kehilangan kendali atas tubuhnya kemudian mati.

Dari kepala bangkai semut itu, muncul tunas jamur besar yang setelah beberapa waktu akan melepaskan spora untuk menginfeksi makhluk lain di dekatnya.

Mungkinkah Cordyceps menginfeksi manusia?

Dilansir Sky News, profesor mikrobiologi molekuler di MRC Center for Medical Mycology, Mark Ramsdale mengatakan, terdapat 600 spesies jamur yang tergolong genus Cordyceps. Sebagian besar adalah patogen serangga.

Jamur yang dapat ditemukan di hutan tropis ini menembus tubuh serangga melalui spora, yang dilepaskan untuk reproduksi dan mempertahankan diri.

Kemudian, jamur memandu inangnya ke lokasi yang lebih lembab agar jamur bisa tumbuh, sebelum memakan sisa-sisa tubuh inang dan melepaskan spora baru dari mayatnya.

Ramsdale mengatakan, meski mematikan bagi serangga, namun jamur Cordyceps memiliki riwayat dalam pengobatan tradisional China.

"Tidak ada bukti mereka menyebabkan penyakit pada manusia. Namun, mereka memanipulasi serangga dan beberapa jamur telah mengembangkan kemampuan ini dari waktu ke waktu," kata Ramsdale.

Polyrhachis armata, dari Thailand menggigit daun setelah terinfeksi oleh jamur Ophiocordyceps unilateralis. Batang besar dan dua badan penghasil spora terlihat. Polyrhachis armata, dari Thailand menggigit daun setelah terinfeksi oleh jamur Ophiocordyceps unilateralis. Batang besar dan dua badan penghasil spora terlihat.

Dikutip dari National Geographic, pakar jamur parasit di New York Botanical Garden, Joao Araujo mengatakan, kecil kemungkinan jamur Cordyceps dapat menginfeksi manusia atau mamalia.

"Jika jamur itu benar-benar ingin menginfeksi mamalia, diperlukan jutaan tahun perubahan genetik," kata Araujo.

Setiap spesies jamur zombie berevolusi untuk menyesuaikan dengan serangga tertentu. Misalnya, jamur Cordyceps yang berevolusi untuk menginfeksi semut di Thailand tidak dapat menginfeksi spesies semut berbeda di Florida.

"Jika beda spesies semut saja sulit, maka untuk dapat menginfeksi manusia—itu dipastikan hanya di sci-fi (fiksi ilmiah)" kata Ian Will, ahli genetika jamur di University of Central Florida.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

[HOAKS] Hacker asal Aljazair Dihukum Mati karena Bantu Palestina

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Beragam Hoaks Promosi Obat Mencatut Tokoh Publik

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

[HOAKS] Prabowo Akan Menikahi Mertua Kaesang

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks BPJS Kesehatan Beri Dana Bantuan Rp 75 Juta, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

INFOGRAFIK: Dugaan Aliran Dana Kementan untuk SYL dan Keluarga

Hoaks atau Fakta
Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan 'Rush Money'

Hoaks Uang Nasabah Hilang Berpotensi Timbulkan "Rush Money"

Hoaks atau Fakta
Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Menilik Riwayat Peringatan Hari Buruh di Indonesia

Sejarah dan Fakta
[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

[HOAKS] Elkan Baggott Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas Indonesia

Hoaks atau Fakta
Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Disinformasi Bernada Satire soal Kematian Elon Musk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

[HOAKS] MK Larang Anies dan Ganjar Mencalonkan Diri sebagai Presiden

Hoaks atau Fakta
Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Akun Instagram Palsu Wasit Shen Yinhao Bermunculan Setelah Laga Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com