Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
KOMPAS.com - Di media sosial, tersiar narasi yang menyebut bahwa vaksin Covid-19 menyebabkan berbagai penyakit kulit.
Narasi itu juga disertai beberapa foto seorang pasien yang memiliki penyakit kulit parah.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar alias hoaks.
Ada sejumlah laporan penyakit kulit pada orang yang telah mendapat suntikan vaksin, tetapi tidak dapat menyimpulkan vaksin Covid-19 sebagai penyebab utamanya.
Informasi mengenai vaksin Covid-19 yang menyebabkan berbagai penyakit, disebarkan oleh akun Facebook ini dan Twitter ini.
"Yang menyesatkan itu mengapa pejabat kesehatan menganggap vaksin kopit all varian oplos aman bagi sebagian besar orang ??? kan begitu, brengsek nih label peringatannya. Pandemi brengsek jari tengah untuk pandemi abal-abal ini, Fvckem all about this hoax pandemic big scam ever ! !" tulis pengguna Twitter.
Adapun, berikut narasi di Facebook:
Berbagai kasus penyakit kulit setelah paksainasi copet19 mulai muncul di jurnal medis.
Twatter tidak akan membiarkan saya mempostingnya tautan, tentu saja.
Kedua unggahan itu menyertakan foto orang yang mengalami penyakit kulit, serta tautan dari Wiley.com.
Wiley Online LIbrary mengunggah sebuah tinjauan literatur pada 29 Maret 2022 soal perkembangan pemfigus vulgaris parah setelah seseorang pria 44 tahun di India menerima vaksinasi ChAdOx1 nCoV-19 atau AstraZeneca.
Pasien mengalami septikemia selama di rumah sakit, tetapi membaik setelah menjalani 1 bulan terapi.
Adapun foto yang beredar di media sosial bersumber dari studi tersebut.
Studi itu juga menulis, sejauh hanya ada empat kasus pemfigus vulgaris onset baru setelah vaksinasi Covid-19 yang telah dilaporkan di seluruh dunia.
"Meskipun kasus ini dapat mewakili suatu kebetulan, namun, hubungan temporal, kelangkaan penyakit, tidak adanya faktor pemicu seperti obat-obatan atau infeksi dan kasus serupa yang dilaporkan dari serangan pemfigus setelah vaksin Covid-19 menunjukkan kemungkinan kausalitas," tulisnya.
Sebagai kesimpulan, studi itu menulis bahwa vaksin Covid-19 tidak diragukan lagi, merupakan satu-satunya penyelamatan jiwa terpenting melawan pandemi Covid-19.