KOMPAS.com - Para arkeolog berhasil menggali dan mengungkap kerangka "vampir" perempuan yang diperkirakan berasal dari abad ke-17 di sebuah pemakaman di Polandia.
Dilansir dari CBS News, Rabu (8/9/2022) tim arkeolog Polandia menemukan kerangka perempuan dengan sabit di lehernya dan gembok segitiga di kakinya.
Makam perempuan itu terletak di desa Pie, yang berada di daerah utara-tengah Polandia.
Tim arkeolog, yang dipimpin oleh Profesor Dariusz Polinski dari Universitas Nicolaus Copernicus di Torun, menemukan kerangka "vampir" perempuan itu pada akhir Agustus 2022.
Dalam wawancara dengan Kantor Pers Polandia PAP, Magdalena Zagrodzka, yang mewakili tim arkeolog, mengatakan bahwa selain gembok dan sabit, kerangka tersebut juga memiliki hiasan kepala sutra yang ditenun dengan benang emas atau perak.
Hiasan kepala mewah itu adalah bukti bahwa orang yang meninggal memiliki status sosial tinggi.
Sementara gembok dan sabit yang terpasang di sekitar kerangka berakar dari kepercayaan kuno yang meyakini benda-benda tersebut dapat mencegah "vampir" yang sudah meninggal untuk bangkit dari kematiannya.
Para ahli saat ini sedang merencanakan penelitian lebih lanjut, dibantu oleh teknologi baru untuk mensurvei daerah tersebut.
Selain itu, para peneliti dari Institut Arkeologi di Universitas Krakow juga akan melakukan tes DNA pada kerangka untuk mempelajari lebih lanjut tentang perempuan yang meninggal.
Dalam sebuah wawancara dengan CBS News, Polinski mengatakan, penemuan "vampir" perempuan tersebut membuatnya tercengang.
"Penemuan seperti itu, terutama di sini di Polandia, sangat mencengangkan, terutama sekarang - berabad-abad kemudian," katanya.
Dilansir dari The Washington Post, Rabu (8/9/2022) kerangka "vampir" perempuan tersebut saat ini sedang dipelajari tim arekolog yang dipimpin oleh Polinski.
Menurut Stacey Abbot, penulis Undead Apocalypse: Vampires and Zombies in the 21st Century, penemuan makam perempuan itu mengungkapkan "paranoia" vampir dan "politik gender" yang berkembang pada masa tersebut.
Abbot mengatakan, tuduhan sebagai vampir sering kali ditujukan kepada orang-orang yang "berbeda" dengan masyarakat.
"Kecemasan tentang vampir datang dari orang-orang yang dianggap berbeda," katanya, seraya menambahkan bahwa hal serupa juga ditemui pada praktik perburuan penyihir.