Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Benarkah Bumi Punya Cadangan Air Primer Tak Terbatas?

Kompas.com - 23/08/2022, 21:11 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Beredar unggahan video berbahasa Inggris yang mengeklaim kekeringan akibat perubahan iklim adalah konspirasi.

Narasi video itu mengatakan, konspirasi tersebut sengaja dibuat untuk menyembunyikan fakta bahwa perut Bumi menyimpan cadangan air yang tidak terbatas.

Video tersebut diunggah di TikTok pada 18 Oktober 2021 dan dibagikan ulang di Facebook pada 26 Juli 2022.

Narasi yang dibagikan

Dilansir dari AFP, video berdurasi hampir tiga menit itu memperlihatkan seorang narator pria mengatakan "air primer" adalah salah satu "rahasia yang paling dijaga di Bumi".

"Jika dunia tahu tentang air primer, sistem kontrol--kekuatan mereka--akan hilang. Ada potensi bahwa ada lebih banyak air tawar--yang disebut air primer--di kerak bumi daripada di lautan dunia," kata narator.

Narator kemudian mempertanyakan maraknya pemberitaan tentang kekeringan dan bencana perubahan iklim lingkungan.

"Mengapa kita terus-menerus mendengar tentang kekeringan dan bencana perubahan iklim dan tidak cukup hujan dan banyak tempat yang kekurangan air?" ujarnya.

Dia menuduh hal itu sebagai bagian konspirasi global untuk menyembunyikan pasokan "air primer" dari dunia dengan memodifikasi cuaca untuk menciptakan kekeringan.

Narator video mengeklaim, kekeringan akibat perubahan iklim adalah konspirasi global untuk menyembunyikan fakta bahwa Bumi menyimpan cadangan air melimpah.Screenshot Narator video mengeklaim, kekeringan akibat perubahan iklim adalah konspirasi global untuk menyembunyikan fakta bahwa Bumi menyimpan cadangan air melimpah.

Mencatut nama fiktif

Narator video mengatakan, klaim yang dia sampaikan tentang cadangan air dunia merupakan pendapat dari Peter Jacobsen PhD, seorang ahli Geofisika dari Universitas Northwestern.

Namun, seorang juru bicara Universitas Northwestern mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada orang dengan nama itu di departemen geofisika atau departemen ilmu Bumi mana pun.

"Tidak ada orang dengan nama itu - anggota staf, peneliti, atau lainnya," kata juru bicara itu.

Air di perut Bumi tidak bisa dijangkau

Dalam video tersebut, narator mengeklaim bahwa mengebor perut Bumi hingga setidaknya 800 kaki (243 meter) akan menemukan sumber "air tawar murni dalam jumlah tak terbatas."

Namun klaim tersebut dibantah Grant Ferguson, seorang profesor teknik geologi dan lingkungan di Universitas Saskatchewan.

"Tidak ada urat air primer pada kedalaman 800 kaki," kata Ferguson.

Sementara itu, Hongzhan Fei, peneliti fisika mineral di Universitas Bayreuth Bavarian Geoinstitut, mengatakan bahwa manusia tidak dapat mengakses air yang berada jauh di bawah permukaan Bumi.

"Air seperti itu tidak bisa digunakan oleh manusia--itu terlalu dalam", kata Fei.

"[Pengeboran sumur] hanya bisa mencapai kedalaman sekitar sepuluh kilometer," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

[HOAKS] Foto Ular Raksasa di Carolina Selatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

[HOAKS] Warga Rafah Bikin Video Rekayasa Serangan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

[HOAKS] Presiden FIFA Minta Laga Indonesia Vs Guinea Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

[HOAKS] Undian Berhadiah 30 Motor dalam Rangka Ulang Tahun

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

[HOAKS] Video Wawancara Raffi Ahmad soal Situs Judi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Video Ustaz Solmed Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks FIFA Ulang Laga Indonesia Vs Uzbekistan, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Pria yang Kibarkan Bendera Palestina Bukan Raja Denmark

Hoaks atau Fakta
Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Kompilasi Foto Hewan Menakjubkan yang Dibuat dengan AI Generatif...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

[HOAKS] Video Ular Piton Menelan Anak Kecil

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

INFOGRAFIK: Video Hashim dan Prabowo Terkait Janji Politik Disajikan dalam Konteks Keliru

Hoaks atau Fakta
Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Cahaya Langit Aurora Tidak Terkait Eksperimen HAARP

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

[HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

Hoaks atau Fakta
Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks Terkait Sandra Dewi, Dijemput Paksa Polisi dan Temuan Emas Batangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

[HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com