KOMPAS.com - Telegraf menjadi teknologi yang dianggap telah usang. Padahal, meskipun kuno telegraf mewakili revolusi dalam bidang komunikasi yang dapat menyaingi mesin cetak maupun internet.
Berkat telegraf, untuk kali pertama dalam sejarah, komunikasi tidak lagi terbatas pada jarak.
Pesan fisik dapat melintasi jarak. Manusia telah dibebaskan dari tirani jarak, seolah melenyapkan ruang dan waktu untuk dapat berkomunikasi.
Mesin telegraf Samuel Finley Breese Morse memegang peran besar dalam perkembangan tersebut.
Samuel Morse mendapatkan hak paten atas telegraf pada 20 Juni 1840. Namun, dia menemui berbagai kendala sebelum mendapatkan hak patennya.
Baca juga: Valentina Tereshkova, Kosmonot Rusia dan Perempuan Pertama di Luar Angkasa
Dikutip dari Time, 27 April 2016, Morse awalnya tertarik dan bekerja sebagai pelukis. Namun profesi ini tidak menghasilkan banyak uang di Amerika Serikat (AS).
Samuel Morse terus-menerus kekurangan uang dan menganggap dirinya sebagai seniman gagal.
Pada 1832, dalam perjalanan di sebuah kapal sepulang dari belajar seni di Eropa, Morse menyusun gagasan telegraf listrik setelah mendengar percakapan tentang elektromagnet yang baru ditemukan.
Morse bukanlah orang pertama yang merancang gagasan telegrafi, gagasan di mana listrik dimanfaatkan untuk berkomunikasi jarak jauh.
Gagasan ini telah beredar di kalangan ilmuan sejak abad ke-18 dan yang lain telah membangun perangkat kerja, meski desainnya kurang praktis.
Baca juga: Riwayat Adam Smith, Pelopor Kapitalisme dan Bapak Ekonomi Dunia...
Kemudian, gagasan telegraf listrik telah diajukan pada 1753 dan telegraf listrik telah digunakan untuk mengirim pesan jarak pendek pada awal 1774. Namun Morse percaya, model kerja miliknya adalah yang paling proporsional.
Samuel Morse beralih profesi dari pelukis, menjadi penemu profesional. Kesempatan ini tiba pada April 1837, ketika seorang ahli bahasa Prancis bernama Gonon dan Serval tiba di AS, dan mempromosikan metode baru komunikasi jarak jauh.