Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penipuan Rekening Bersama JNE di WhatsApp, Ini Tanggapan JNE

Kompas.com - 13/05/2022, 11:10 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar penipuan mengatasnamakan perusahaan bidang pengiriman dan logistik, JNE, melalui WhatsApp.

Muncul beberapa akun WhatsApp menawarkan jasa pengiriman melalui rekening bersama.

Salah satunya seperti yang dilaporkan oleh akun Twitter ini pada Minggu (8/5/2022).

Terdapat nomor-nomor WhatsApp mengatasnamakan kantor JNE pusat dan kantor JNE di beberapa daerah, seperti Lamongan dan Mamuju.

Berikut keterangan pada akun WhatsApp bisnis mengatasnamakan Kantor JNE Pusat:

CARA DAN PROSEDUR PENGGUNAAN REKBER JNE-YES
1. Penjual & pembeli sepakat menggunakan jasa Rekber JNE-YES
2. Pembeli men-transfer ke rekenging Rekber JNE-YES berupa harga barang yg telah disepakati antara penjual & pembeli ditambah biaya jasa.
3. Pembeli melakukan konfirmasi kepada penjual untuk mengirimkan barang ke pembeli dan kami akan mengirimkan sms ke pembeli berisi "Nomor resmi pengiriman"
5. Penjual mengirimkan barang ke pembeli.

Tangkapan layar modus penipuan melalui akun-akun WhatsApp mengatasnamakan JNE, menawarkan jasa pengiriman melalui rekening bersama.WhatsApp Tangkapan layar modus penipuan melalui akun-akun WhatsApp mengatasnamakan JNE, menawarkan jasa pengiriman melalui rekening bersama.

Tanggapan JNE

Vice President Marketing JNE, Eri Palgunadi mengatakan, akun-akun WhatsApp tersebut bukan berasal dari pihak JNE.

"Terkait adanya akun WhatsApp terindikasi penipuan yang mengatasnamakan JNE, kami informasikan bahwa akun tersebut tidak benar dari pihak JNE," kata Eri kepada Kompas.com, Kamis (12/5/2022).

Selama ini JNE tidak pernah menawarkan jasa rekening bersama kepada pelanggan.

"Untuk pengiriman melalui JNE tidak ada rekening bersama seperti yang tertera dan beredar di akun WhatsApp tersebut," ucap Eri.

Waspadai penipuan di media sosial

Pihak JNE menyarankan agar masyarakat berhati-hati terhadap akun-akun mengatasnamakan JNE.

Keberadaan akun semacam itu bisa jadi merupakan modus penipuan.

"Secara resmi JNE telah membuat imbauan bagi masyarakat agar selalu berhati-hati dengan tindakan penipuan yang mengatasnamakan JNE melalui saluran dan channel official resmi sosial media perusahaan," ujar Eri.

Berikut akun media sosial dan kontak resmi JNE:
Twitter @JNE_ID
Facebook JNEPusat
Instagram @JNE_ID
Telepon Customer Care 021-29278888
Email customercare@jne.co.id

Lantas, bagaimana jika pelanggan mengalami kerugian akibat penipuan mengatasnamakan JNE?

Eri mengatakan, kasus tersebut sebaiknya diserahkan ke pihak berwajib atau polisi.

"Apabila terlanjur mengalami penipuan dan mengalami kerugian disarankan untuk segera dapat melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwajib," kata dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com