Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kampanye Pemilu di Media Sosial

Kompas.com - 17/02/2022, 14:39 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial menjadi wadah paling dominan ditemukannya kampanye negatif di tahun-tahun politik.

Pada Kamis (17/2/2022), kolaborasi Cek Fakta menggelar diskusi bersama Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu), serta Dewan Pers untuk membahas langkah menangkal hoaks menjelang pemilu 2024.

Dalam kesempatan tersebut I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi, Ketua Divisi Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, SDM dan Parmas KPU, memaparkan bahwa media sosial menjadi ruang beredarnya hoaks dan ujaran kebencian.

Baca juga: AJI: Pemerintah Jangan Sembarang Cap Hoaks di Kasus Wadas

Media sosial jadi tantangan

Menurut data survei Kominfo pada 2020 terkait hoaks, sebanyak 67,2 persen sebaran hoaks berkaitan dengan isu politik.

Media sosial seperti Facebook, mendominasi narasi hoaks atau berita bohong. Dari semua sebaran, sebanyak 71,9 persen ditemukan di Facebook.

"Jadi bagaimana konten ujaran kebencian kemudian konten disinformasi atau hoaks, pada garis besarnya itu terjadi pada media-media sosial. Sedangkan kalau media mainstream, saya kira sudah memiliki standar-standar dan mekanisme kontrol dan sebagainya," ujar Raka, Kamis.

Pihaknya berpendapat, ini menjadi salah satu tantangan penyelenggara pemilu.

Terlebih, belum ada jaminan atau kepastian terkait situasi pandemi Covid-19 pada 2024 mendatang.

Baca juga: Teori Konspirasi di Video Plandemic dan Hoaks Terlaris di Media Sosial

Pemanfaatan media sosial, baik berbasis teks, audio, dan visual tidak dipungkiri bisa menjangkau khalayak luas dengan cepat. Media sosial juga bisa mengatasi masalah pelaksanaan sosialisasi dengan metode tatap muka di masa pandemi.

"Di satu sisi mendorong pemanfaatan IT dan media sosial, sejalan dengan pembatasan sosialiasi dan metode tatap muka langsung," ucap dia.

Kendati demikian, ruang ini juga dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan kampanye negatif.

Raka menyambut baik upaya kolaborasi, baik dari media maupun pemangku kepentingan untuk mengupayakan pemilu yang sehat, dengan mengecek fakta dari sebaran misinformasi dan disinformasi di media sosial.

"Maka, di situ juga ada tantangan, bagaimana kita bersama-sama bisa melakukan upaya-upaya agar konten-konten yang ada ini juga konstruktif dalam hal melakukan edukasi kepada masyarakat," tutur Raka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[VIDEO] Hoaks! Ronaldo Kritik Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Prabowo Menikah dan Bahaya Vaksin AstraZeneca

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

[HOAKS] Foto Restoran Siap Saji Terbengkalai

Hoaks atau Fakta
Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Sejumlah Konten Hoaks Mencatut Timnas Indonesia di Piala Asia U23...

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

[VIDEO] Beredar Hoaks Puan Maharani Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

[HOAKS] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

INFOGRAFIK: Konteks Keliru soal Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Kilas Balik Indonesia Juarai Piala Uber 1996, Taklukkan China di Final

Sejarah dan Fakta
Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Lebih dari 2.100 Orang Ditangkap Selama Demo Pro-Palestina di AS

Data dan Fakta
[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Komite Wasit AFC dan FIFA Rekomendasikan Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Kematian Empat Mahasiswa AS Penentang Perang Vietnam pada 1970

Sejarah dan Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com