Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab dan Gejala Penyakit Usus Buntu yang Perlu Diwaspadai

Kompas.com - 11/06/2022, 11:32 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Kondisi yang dialami itu menandakan bahwa peritoneum yang berdekatan tengah meradang dan perlu segera memeriksakan diri ke dokter.

Dokter mungkin juga akan mencari kekakuan perut dan kecenderungan pasien dalam mengeraskan otot-otot perut yang merupakan respons terhadap tekanan pada usus buntu yang meradang.

Jika dengan cara ini diagnosis belum juga jelas, dokter mungkin akan melakuakan pemeriksaan darah dan melakukan pemeriksaan ultrasound atau rontgent dengan CT scan.

Baca juga: 8 Gejala Kolesterol Tinggi yang Harus Diwaspadai

Apabila diagnosis yang jelas belum juga didapatkan dari semua pemeriksaan tambahan tersebut, dokter spesialis bedah biasanya akan tetap memilih mengoperasi usus buntu.

Hal itu dapat diputuskan karena faktor risiko yang mungkin ditimbulkan jika ada peradangan usus buntu tersembunyi (berhubungan dengan lokasi dari apekdiks penderita), yang tidak bisa terbaca oleh pemeriksaan dokter.

Proses operasi usus buntu

Dilansir dari WebMD melalui KOMPAS.com, sebelum usus buntu dikeluarkan, pasien biasanya akan diminta minum antibiotik untuk melawan infeksi.

Pasien biasanya akan mendapatkan anestesi umum, yang berarti akan tertidur selama proses operasi.

Dokter akan mengeluarkan usus buntu melalui sayatan sepanjang 4 inci atau dengan alat yang disebut laparoskop (alat mirip teleskop tipis yang memungkinkan dokter melihat kondisi di dalam perut pasien), sehingga prosedur ini disebut laparoskopi.

Jika pasien menderita peritonitis, ahli bedah juga akan membersihkan perut dan mengeringkan nanah.

Pasien biasanya baru dapat bangun dan bergerak dalam waktu 12 jam setelah operasi, ssdani pasien pascaoperasi usus buntu dapat kembali berkegiatan normal sekira 2-3 minggu.

Akan tetapi, jika pasien memilih tindakan laparoskopi, pemulihan mungkin akan lebih cepat.

(Penulis: Irawan Sapto Adhi)

Sumber: KOMPAS.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com