Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Indonesia Kerap Dilanda Gempa

Kompas.com - 15/01/2022, 06:39 WIB
Farid Assifa

Penulis

KOMPAS.com - Gempa Banten magnitudo 6,6 terjadi pada Jumat (14/1/2022) pukul 16.05 WIB dan berlangsung selama beberapa menit.

Gempa tersebut menyebabkan sejumlah bangunan warga di Banten rusak.

Getaran gempa dirasakan di Jabodetabek hingga beberapa daerah di Jabar seperti Karawang dan Tasikmalaya.

Menurut Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika, gempa berpusat Sumur, Banten.

Baca juga: Penjelasan BMKG soal Penyebab Gempa Banten Magnitudo 6,6

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan bahwa gempa tersebut terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia menunjang ke bawah lempeng Benua Eurasia.

"Atau tepatnya ke bawah Pulau Jawa yang terus-menerus hingga Nusa Tenggara," katanya dalam konferensi pers dalam kanal YouTube Info BMKG, Jumat.

Menurut Dwikarto, gempa tersebut tidak berpotensi tsunami meski epistentrumnya berada di kawasan Selat Sunda.

Namun demikian, Selat Sunda sejak ratusan tahun lalu memang menjadi salah satu lokasi yang memiliki sejarah gempa dan tsunami sejak ratusan tahun lalu.

Berdasarkan data dari BMKG, di kawasan itu sudah terjadi 8 kali gempa dan tsunami sejak tahun 1851.

Penyebab Indonesia kerap diguncang gempa

Gempa sering terjadi di Indonesia. Hampir semua daerah di Indonesia sering diguncang gempa. Lalu penyebabnya apa?

Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono yang dilansir dari Kompas.com pada 14 November 2019 lalu menyebutkan bahwa Indonesia sering digincang gempa bumi karena dampak dari banyaknya sumber gempa.

Disebutkan, Indonesia memiliki enam zona subduksi lempeng dengan 13 segmen megathrust. Segmen itulah yang menjadi generator atau pembangkit gempa dahsyat.

Baca juga: Penyebab dan Dampak Gempa Banten M 6,6, Apakah Berpotensi Tsunami?

Sejumlah segmen megathrust berada di barat Sumatera, selatan jawa, utara Sulawesi, laut Maluku, utara Papua dan daerah lainnya.

"Dan itu potensi terjadinya tsunami sangatlah tinggi," kata Daryono kala itu.

Selain itu, Indonesia juga memiliki zona sesar aktif yang merupakan lempengan yang patah dan bergeser tersebar di 295 titik dan sewaktu-waktu bisa terjadi secara bergantian. (Sumber: Kompas.com/ Penulis: Luthfia Ayu Azanella, Dandy Bayu Bramasta | Editor: Sari Hardiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com