Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Surabaya Masih 37 Derajat, Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia?

Kompas.com - 24/10/2021, 16:44 WIB
Artika Rachmi Farmita

Penulis

KOMPAS.com - Cuaca panas masih dirasakan di sejumlah wilayah Indonesia sejak pekan lalu, termasuk warga Jawa Timur seperti kota Surabaya dan sekitarnya.

Dilansir dari laman resmi BMKG terhadap suhu di wilayah Indonesia pada 23 Oktober 2021, sebagian besar wilayah Indonesia terpantau memiliki suhu mencapai 34 derajat.

Sedangkan sejumlah wilayah mencapai suhu 35 derajat hingga 36 derajat.

Dua wilayah dengan suhu maksimum tertinggi ialah Surabaya dan sekitarnya.

Melalui pantauan Stasiun Meteorologi Perak I dan Maritim Tanjung Perak, suhu terpantau mencapai 37,5 dan 37,9 derajat.

Berdasarkan data resmi, berikut daerah yang terpantau mengalami suhu di atas 35 derajat celcius pada 22-23 Oktober 2021:

Baca juga: Suhu Panas di Wilayah Indonesia, Apa Penyebabnya dan Sampai Kapan?

  • Stasiun Meteorologi Perak I (37,9 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Perak (37,5 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Gewayantana (36,6 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Kaharuddin (36,4 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Fransiskus Xaverius Seda (36,2 derajat celcius)
  • Stasiun Klimatologi Kupang (35,6 derajat celcius)
  • Stasiun Geofisika Kendari (35 derajat celcius)
  • Stasiun Meteorologi Juanda (34,5 derajat celcius)

Penyebab suhu panas di Indonesia

Kepala Bidang Diserminasi Iklim dan Kualitas Udara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Hary Tirto Djatmiko membenarkan bahwa suhu tertinggi siang hari mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir.

Dihubungi Kompas.com pada Senin (18/10/2021), sedikitnya ada 2 penyebab suhu panas menjelang musim penghujan tiba di Indonesia.

Baca juga: Fakta Penyebab Suhu Udara Panas Pada Siang Hari Melanda Indonesia

1. Posisi matahari di atas Pulau Jawa, Bali, dan NTT

Hary menjelaskan, setidaknya suhu maksimum yang meningkat dapat disebabkan beberapa hal.

Salah satunya, pada Oktober, kedudukan semua gerak matahari tepat di atas Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, dalam perjalanannya menuju posisi 23 derajat lintang selatan setelah meninggalkan ekuator.

Posisi semu Matahari di atas Pulau Jawa akan terjadi dua kali, yaitu di bulan September atau Oktober dan Februari atau Maret.

“Sehingga puncak suhu maksimum terasa di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi di seputar bulan-bulan tersebut,” papar Hary.

Cuaca cerah, lanjut dia, juga menyebabkan penyinaran langsung sinar matahari ke permukaan lebih optimal sehingga terjadi pemanasan suhu permukaan.

Baca juga: Indonesia Dilanda Suhu Panas hingga 37 Derajat Celsius, Ini Penyebabnya

2. Siklon tropis

Kondisi lainnya berkaitan dengan adanya siklon tropis Kompasu di Laut China Selatan bagian utara, yang menarik massa udara dan pertumbuhan awan-awan hujan.

“(Siklon) menjauhi wilayah Indonesia sehingga cuaca di wilayah Jawa cenderung menjadi lebih cerah-berawan dalam beberapa hari terakhir,” tutur Hary.

Adapun monitoring harian mengenai suhu maksimum di Indonesia dapat diakses melalui http://web.meteo.bmkg.go.id/id/pengamatan/pengamatan-harian.

Sampai kapan?

Hary menegaskan, tren cuaca panas ini akan mengalami penurunan sekitar bulan November-Desember.

Sedangkan untuk kondisi cuaca dan iklim saat ini, beberapa wilayah di Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi Selatan merupakan wilayah yang akan mengalami periode transisi atau peralihan musim dari musim kemarau ke musim hujan.

Baca juga: Suhu Panas di Palembang Tembus 33 Derajat, Ini Penjelasan BMKG

“Perlu diwaspadai fenomena cuaca ekstrim yang sering muncul pada periode peralihan musim ini, seperti hujan lebat, angin puting beliung, angin kencang meskipun periodenya singkat tapi sering memicu terjadinya bencana hidrometeorologi,” jelas Hary.

Sumber: BMKG.go.id, Kompas.com (Penulis: Mela Arnani | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com