Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kapan 1 Ramadan 2022? Begini Cara Menentukan Awal Bulan Puasa

KOMPAS.com - Dalam beberapa pekan mendatang, Umat Islam di seluruh dunia akan menyambut bulan Ramadan 2022.

Pada bulan tersebut, setiap Muslim yang memenuhi syarat diwajibkan menjalankan ibadah puasa dari waktu Imsak hingga azan Magrib selama satu bulan penuh.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, ada metode yang digunakan untuk menentukan kapan awal puasa Ramadan dimulai.

Kapan 1 Ramadan 1443 Hijriah?

Awal Ramadan ditetapkan menggunakan metode hisab dan rukyat. Hisab adalah metode menghitung posisi benda langit, khususnya matahari dan bulan.

Sementara itu, Rukyat adalah observasi benda-benda langit untuk memverifikasi hasil hisab. Kedua metode itu pun, baik hisab maupun rukyat, saling menguatkan satu sama lain.

Nantinya, untuk menentukan awal puasa atau 1 Ramadan, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) bersama berbagai kelompok Muslim akan melakukan sidang isbat.

Sampai saat ini, penyelenggaraan sidang isbat untuk menentukan awal puasa atau 1 Ramadan 1443 H masih belum ditentukan.

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Rabu (9/2/2022), merujuk Kalender Hijriah Global yang dikeluarkan Muhammadiyah, 1 Ramadan 1443 H atau awal bulan puasa akan jatuh pada Sabtu, 2 April 2022.

Kalender Hijriah Global disusun berdasarkan Kriteria Istanbul yang merupakan Keputusan Kongres Internasional Unifikasi Kalender Hijriah Global yang diselenggarakan di Istanbul, Turki, pada 2016 lalu.

Metode hisab dan rakyat

Rukyat atau Rukyatul Hilal adalah aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah.

Rukyatul hilal biasanya dilakukan untuk menentukan awal bulan Dzulhijjah, Ramadan, dan Syawal.

Dalam melakukan pemantauan, Kemenag bersama organisasi masyarakat (ormas) Islam, pakar BMKG, pakar LAPAN, dan pondok pesantren akan melakukan perhitungan di daerahnya masing-masing.

Jika tinggi hilal berada di bawah 2 atau 4 derajat, kemungkinan objek yang dilihat bukan hilal, melainkan bintang, lampu kapal, atau objek lainnya.

Kasubdit Hisab Rukyat dan Syariah Kementerian Agama (Kemenag), Nur Khazin menjelaskan, hilal bisa dilihat dengan ketinggian minimal 2 derajat, elongasi (jarak sudut matahari-bulan) 3 derajat, dan umur minimal 8 jam saat ijtimak.

"Kalau di bawah itu berarti belum rukyat. Berdasarkan pengalaman, dengan ketinggian di bawah itu, kemungkinannya kecil untuk bisa dilihat," kata Khazin.

Pemantauan hilal Ramadan biasanya dilakukan pada tanggal 29 bulan Syaban. Jika hilal terlihat dengan beberapa ketentuan tersebut, bulan Syaban dicukupkan pada 29 hari.

Sementara itu, hisab dapat diartikan dengan perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan untuk menentukan awal bulan pada kalender Hijriah.

Terdapat beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia. Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer.

"Caranya ya menggunakan rumus-rumus yang ada di buku itu. Ada rumusnya untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada di buku-buku tersebut," ujar Khazin.

Khazin mengatakan, baik metode hisab maupun rukyat, keduanya adalah cara untuk menentukan awal bulan, termasuk untuk menetapkan 1 Ramadan.

Menurut Khazin, kedua metode itu tidak bisa dinafikan karena keduanya saling mendukung untuk menentukan awal bulan puasa.

"Adanya hisab itu juga karena ada rukyat yang panjang. Metode hisab akan mempermudah pelaksanaan rukyat secara benar. Jadi kedua-duanya saling menguatkan dan saling mendukung," pungkasnya.

(Penulis: Ahmad Naufal Dzulfaroh, Puspasari Setyaningrum | Editor: Sari Hardiyanto, Puspasari Setyaningrum)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/wiken/read/2022/03/13/110000481/kapan-1-ramadan-2022-begini-cara-menentukan-awal-bulan-puasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke