Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Termasuk di Indonesia, Ini 10 Letusan Gunung Api Terbesar di Dunia

Bahkan, dalam sejarahnya, salah satu letusan gunung api terbesar di dunia ada yang berasal dari gunung api di Indonesia.

Letusan gunung api diukur dengan sistem klasifikasi yang disebut VEI (Volcanic Explosivity Index). Sistem ini mulai dikembangkan pada tahun 1980-an.

Skalanya adalah 1 sampai dengan 8. Letusan gunung api terbesar di dunia yang tercatat pernah mencapai kekuatan 8 VEI.

Namun itu terjadi di waktu yang sudah sangat lama sekali. Dalam kurun waktu 10.000 terakhir belum ada letusan gunung berapi yang kekuatannya mencapai 8 VEI.

Kendati begitu, sepanjang usia bumi ini, diyakini sudah ada beberapa letusan kuat yang sangat menghancurkan.

Dilansir dari data Live Science via Kompas.com, Minggu (5/12/2021), berikut ini adalah 10 letusan gunung berapi terbesar di dunia yang tercatat oleh manusia:

Letusan terbesar yang pertama adalah Gunung Yellowstone di Wyoming, Amerika Serikat. Saat ini, bekas letusan dahsyat itu membentuk sebuah kaldera besar di Wyoming barat.

Yellowstone pernah meletus dengan kekuatan luar biasa, tiga letusan berkekuatan 8 VEI mengguncang daerah itu pada 2,1 juta tahun lalu, 1,2 juta tahun lalu, dan yang terakhir pada 640.000 tahun lalu.

"Bersama-sama, tiga letusan mengeluarkan cukup abu dan lava untuk memenuhi Grand Canyon," menurut Survei Geologi AS (USGS).

Faktanya, para ilmuwan dalam laporan di jurnal Science pada 2013 menemukan gumpalan besar magma yang tersimpan di bawah Yellowstone, dan jika dilepaskan dapat memenuhi Grand Canyon 11 kali lipat.

Sebanyak tiga letusan supervolcano terbaru menciptakan kawah besar di taman, berukuran 48 x 72 kilometer. Peluang letusan gunung berapi super seperti itu adalah sekitar 1:700.000 setiap tahun.

Letusan Gunung Tambora pada tahun 1815 silam termasuk letusan gunung terdahsyat di dunia. Kekuatannya mencapai 7 VEI, yang artinya berada di peringkat kedua dalam indeks VEI.

Letusan Tambora mencapai puncaknya pada April 1815, ketika meledak dengan sangat keras hingga terdengar di Pulau Sumatera, lebih dari 1.930 km jauhnya.

Korban tewas akibat letusan Gunung yang berlokasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini diperkirakan mencapai 71.000 orang, dan hujan abu tebal menyelimuti banyak pulau yang jauh dari lokasi letusan.

3. Huaynaputina, tahun 1600 (6 VEI 6)

Letusan gunung yang berlokasi di Peru ini merupakan letusan gunung berapi terbesar di Amerika Selatan dalam catatan sejarah.

Letusan Gunung Huaynaputina memuntahkan lumpur sejauh Samudra Pasifik, 120 km, dan tampaknya juga memengaruhi iklim global.

Musim panas setelah letusan Huaynaputina tahun 1600 adalah yang terdingin dalam 500 tahun. Abu dari letusan Huaynaputina mengubur area seluas 50 km persegi di sebelah barat gunung, yang masih diselimuti hingga hari ini.

Letusan gunung setinggi 4.850 meter pada tahun 1600 silam ini merusak kota-kota terdekatnya di Arequipa dan Moquegua, yang baru pulih sepenuhnya lebih dari satu abad kemudian.

Kisah letusan Gunung Krakatau menjadi salah satu yang termasyhur di dunia. Terletak di antara Pulau Sumatera dan Jawa, letusan Gunung Krakatau mencapai klimaks pada 26-27 April tahun 1883.

Letusan eksplosif dari stratovolcano ini, yang terletak di sepanjang busur pulau vulkanik di zona subduksi lempeng Indo-Australia, mengeluarkan banyak batuan, abu, dan batu apung.

Saking dahsyatnya, suara letusannya terdengar sampai ribuan kilometer jauhnya. Letusan Krakatau 1883 juga menimbulkan tsunami, yang ketinggian gelombang maksimumnya mencapai 40 meter dan menewaskan sekitar 34.000 orang.

Alat pengukur pasang surut lebih dari 11.000 km jauhnya di Semenanjung Arab bahkan mencatat peningkatan ketinggian ombak.

Pulau yang pernah menjadi rumah Krakatau hancur total dalam letusan itu, tetapi letusan baru yang dimulai pada Desember 1927 menciptakan Anak Krakatau di tengah kaldera yang dihasilkan oleh letusan 1883.

Letusan gunung yang berlokasi di Guatemala ini termasuk yang terbesar di abad ke-20. Meletusnya Gunung Santa Maria pada 1902 menjadi yang pertama setelah gunung berapi tersebut “terdiam” selama 500 tahun.

Gunung berapi yang simetris dan tertutup pepohonan ini adalah bagian dari rantai stratovolcano di sepanjang dataran pantai Pasifik Guatemala. Gunung Santa Maria mengalami aktivitas terus menerus sejak ledakan terakhirnya.

Letusan berkekuatan 3 VEI terjadi pada 1922. Dan pada 1929, gunung Santa Maria memuntahkan aliran piroklastik (gumpalan gas panas yang bergerak cepat dan batu-batu yang hancur), yang merenggut ratusan nyawa dan mungkin menewaskan 5.000 orang.

Novarupta termasuk rantai gunung berapi di Semenanjung Alaska, bagian dari Cincin Api Pasifik.

Saat meletus dengan dahsyat pada tahun 1912, Gunung Novarupta mengeluarkan 12,5 km kubik magma dan abu ke udara, yang kemudian jatuh dan menutupi area seluas 7.800 km persegi dalam abu setebal lebih dari satu kaki.

7. Letusan Gunung Pulau Ambrym, tahun 50 Masehi (6+ VEI)

Pulau vulkanik seluas 665 km persegi ini merupakan bagian dari Republik Vanuatu, negara kecil di barat daya Samudra Pasifik, Letusan di Pulau Ambrym adalah salah satu yang paling dikenang dalam sejarah, mengirimkan gelombang abu panas serta debu menuruni gunung yang membentuk kaldera 12 km.

Gunung berapi ini terus menjadi salah satu yang paling aktif di dunia, telah meletus hampir 50 kali sejak 1774 dan terbukti menjadi gunung yang berbahaya bagi penduduk setempat.

Pada 1894, enam orang tewas akibat letusan gunung berapi ini dan empat orang tersapu oleh aliran lava. Pada 1979, hujan asam yang disebabkan oleh gunung berapi itu membakar beberapa penduduk.

Gunung ini terletak tidak jauh dari San Salvador, ibu kota El Salvador. Pada masa lalu, gunung Ilopango pernah meletus dengan dahsyat.

Letusannya menyelimuti sebagian besar El Salvador tengah dan barat dengan batu apung dan abu, menghancurkan kota-kota awal suku Maya, dan memaksa penduduk mengungsi.

Dampak dari letusan Gunung Ilopango ini adalah membuat rute perdagangan terganggu, dan pusat peradaban Maya bergeser dari daerah dataran tinggi El Salvador ke daerah dataran rendah di utara dan Guatemala.

Letusan Gunung Thera juga termasuk letusan dahsyat yang terjadi pada ribuan tahun lalu.
Para ahli geologi meyakini gunung berapi yang berada di Kepulauan Aegea Thera (dekat Yunani) pernah meletus dengan energi beberapa ratus bom atom dalam sepersekian detik.

Kendati tidak ada catatan tertulis tentang letusan tersebut, para ahli geologi berpikir itu bisa saja menjadi ledakan terkuat dalam sejarah umat manusia.

Pulau yang dihuni gunung berapi itu, Santorini (bagian dari kepulauan pulau vulkanik di Yunani), menjadi rumah bagi anggota peradaban Minoa, meskipun ada beberapa indikasi bahwa penduduk pulau itu sudah menduga gunung berapi tersebut akan meletus kemudian dievakuasi.

Meskipun para penduduk kemungkinan sudah mengungsi, ada spekulasi bahwa keberadaan gunung berapi sangat mengganggu budaya. Tsunami dan penurunan suhu yang disebabkan oleh sejumlah besar sulfur dioksida yang dimuntahkan ke atmosfer juga mengubah iklim.

Juga dikenal sebagai gunung berapi Baitoushan, letusannya memuntahkan material vulkanik hingga ke utara Jepang, dengan jarak kurang lebih 1.200 kilometer. Letusan gunung Changbaishan juga menciptakan kaldera besar hampir sepanjang 4,5 km dengan lebar hampir 1 km di puncak gunung.

Gunung Changbaishan yang terletak di perbatasan China dan Korea Utara itu terakhir meletus pada 1702. Para ahli geologi menganggapnya kini sudah tidak aktif.

Emisi gas dilaporkan terjadi dari puncak dan sumber air panas di dekatnya pada 1994, tetapi tidak ada bukti aktivitas baru gunung berapi tersebut dalam pengamatan.

(Sumber:Kompas.com/Aditya Jaya Iswara | Editor: Aditya Jaya Iswara)

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/12/05/232000581/termasuk-di-indonesia-ini-10-letusan-gunung-api-terbesar-di-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke