Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Penyakit yang Mudah Menular Akibat Banjir

KOMPAS.com - Cuaca ekstrem yang terjadi dalam sepekan terakhir serta kerusakan ekologi menyebabkan bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah di Indonesia, salah satunya adalah banjir.

Dilansir dari laman Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui KOMPAS.com, wilayah di Indonesia yang dilanda banjir pada awal November 2021 antara lain:

- Kota Batu, Jawa Timur

- Kapuas Hulu, Kalimantan Barat

- Alor, Nusa Tenggara Timur

- Kabupaten Bogor, Jawa Barat

- Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan

Bahaya bencana banjir bukan hanya risiko hanyut terseret arus air, tetapi juga penyakit menular yang ditimbulkan pasca-banjir.

Kondisi lingkungan yang memburuk akibat banjir membuat seseorang lebih rentan terserang penyakit tertentu.

Tubuh yang terkena air tercemar akan meningkatkan risiko infeksi pada luka terbuka, dermatitis, konjungtivitis, dan infeksi telinga, hidung, serta tenggorokan.

Banjir juga dapat menimbulkan berbagai penyakit yang mudah menular.

Penyakit menular pasca-banjir

Sebagaimana diberitakan Kompas.com pada Jumat (5/11/2021), berikut ini 7 penyakit mudah menular akibat banjir:

1. Diare

Banjir dapat membuat sanitasi dan air bersih menjadi tercemar, termasuk di pengungsian. Kondisi ini dapat menyebabkan penyakit diare yang mudah menular.

2. Penyakit kulit

Bakteri pada air banjir juga bisa menyebabkan penyakit kulit, terutama saat kondisi daya tahan tubuh lemah.

Selain itu, waspada jika memiliki luka atau goresan yang terbuka saat terpapar air banjir, sebab dapat menimbulkan infeksi.

3. Tifus

Tifus atau penyakit infeksi saluran pencernaan demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi.

Bakteri ini dapat menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi atau melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

4. Leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira yang berasal dari kotoran tikus.

Seseorang bisa tertular leptospirosis saat memiliki luka terbuka yang terkena air yang mengandung kotoran tikus.

5. Demam berdarah

Saat musim hujan dan setelah banjir, muncul genangan air yang rentan digunakan sebagai tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.

6. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)

Penyakit yang mudah menular lewat udara seperti ISPA juga rentan menyerang setelah banjir.

Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, dan mikroba lainnya. Beberapa gejala ISPA antara lain batuk, demam, sesak napas, nyeri dada.

7. Hepatitis A

Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus. Penyakit menular ini dapat memicu peradangan dan mengganggu fungsi hati.

Hepatitis A dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi virus. Hepatitis A juga bisa menyebar melalui tinja yang mencemari makanan, minuman, atau benda.

Pencegahan penyakit

Sebagaimana diberitakan Kompas.com, 2 November 2020, Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam mengingatkan agar masyarakat selalu waspada terhadap berbagai penyakit yang timbul setelah banjir.

"Secara umum peningkatan kasus penyakit ini didasarkan pada 3 penyebaran yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk, dan penyebaran melalui tikus," ujar Ari.

Ari mengungkapkan, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penyakit menular setelah banjir, yakni:

- Memperhatikan makanan yang dikonsumsi

- Mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer

- Mengonsumsi suplemen vitamin

- Menyiapkan obat-obatan

- Menjaga kebersihan lingkungan

- Menghindari kontak dengan air banjir

Ari mengatakan, kelompok yang paling rentan terkena penyakit tersebut adalah anak-anak.

"Anak-anak merupakan kelompok rentan yang mudah terkena penyakit setelah banjir," kata Ari.

(Penulis: Luthfia Ayu Azanella | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Inggried Dwi Wedhaswary)

Sumber: KOMPAS.com

https://www.kompas.com/wiken/read/2021/11/06/184500581/7-penyakit-yang-mudah-menular-akibat-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke