Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kenaikan UKT Belakangan karena Campur Tangan Pemerintah?

Kompas.com - 11/05/2024, 07:00 WIB
Diva Lufiana Putri,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Cecep mengakui bahwa langkah paling mudah untuk mendapatkan dana adalah dengan menarik UKT dari mahasiswanya.

Namun, cara tersebut menunjukkan perguruan tinggi tidak kreatif dan kurang mampu memanfaatkan sumber dayanya.

Perguruan tinggi pun dituntut harus kreatif dan bekerja keras untuk mendapatkan uang sebagai sumber pendanaan.

"Itu yang paling gampang, paling mudah, tidak butuh kreativitas, ya sudah naikkan saja UKT. Seperti pemerintah kalau kekurangan anggaran, sudah naikkan pajak saja. Itu jalan paling mudah tapi kan tidak kreatif dan akhirnya hanya membebani masyarakat," kata dia.

Baca juga: Dekan FEB Unas Diduga Catut Nama Dosen Malaysia di Jurnal Ilmiah, Kampus Buka Suara

Cecep menjelaskan, penetapan UKT di suatu perguruan tinggi idealnya melibatkan banyak forum, termasuk dosen dan mahasiswa.

Dengan demikian, bukan hanya pimpinan kampus, semua komponen harus ikut memikirkan dan menetapkan sumber pendapatan yang akan dikeruk.

Penyesuaian atau dalam hal ini kenaikan UKT juga seharusnya menjadi pilihan terakhir sumber pendapatan kampus.

"Itu yang tidak bijak, kalaupun ada penyesuaian (UKT) harus dilihat kemampuan orangtua mahasiswa," terang Cecep.

Dia menegaskan, Kemendikbud Ristek khususnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) pun seharusnya tak hanya mengeluarkan aturan.

Penting bagi jajaran pemerintah untuk mengawal dan mengawasi bagaimana pergerakan UKT di masingh-masing perguruan tinggi.

Baca juga: Warganet Kaitkan Kenaikan UKT Unsoed dengan Peralihan Menuju PTN-BH, Ini Penjelasan Kampus

Prodi unggul bukan berarti UKT harus mahal

Di sisi lain, kampus dan program studi (prodi) yang mengantongi akreditasi unggul seharusnya tidak menjadi nilai jual untuk mahasiswa.

Tingginya nilai jual tersebut tecermin dari nilai rekomendasi standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi (SSBOPT) yang semakin besar, serta berdampak pada penetapan biaya kuliah tunggal (BKT) dan nominal UKT yang tinggi pula.

Cecep mengatakan, untuk memperoleh pemeringkatan yang baik, tentu membutuhkan anggaran yang tinggi.

Namun, Guru Besar UPI ini menegaskan, anggaran kampus bukan hanya bersumber dari mahasiswa.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com