Salah satu surat, ditulis oleh istrinya dari Inggris selama pendakian, menceritakan bagaimana badai salju mengguyur rumah saat itu dan betapa Ruth Mallory amat merindukan suaminya.
"Aku tahu aku sering kali bersikap kasar dan tidak baik dan aku sangat menyesal, tetapi alasan utamanya hampir selalu karena ketidaksenanganku mendapatkan begitu sedikit darimu," tulis Ruth Mallory pada 3 Maret 1924.
"Aku tahu, sangat bodoh jika aku merusak saat-saat aku memilikimu untuk saat-saat yang tidak aku miliki," sambungnya.
Baca juga: Aksi Heroik Seorang Sherpa Selamatkan Pendaki Malaysia dari Zona Kematian Everest
Pada enam halaman terakhir dalam kumpulan surat-menyuratnya dengan sang istri, George Mallory berbicara tentang cobaan dan kemenangan saat rombongan perlahan-lahan mendaki gunung.
Seiring waktu, harapan kian membuncah saat mereka mulai mendirikan kamp yang lebih tinggi dan semakin dekat dengan puncak.
Namun, terdapat waktu-waktu krusial yang mengharuskan rombongan mundur ke tempat yang lebih rendah untuk memulihkan diri.
"Ini adalah saat yang buruk," tulis Mallory, sekitar dua belas hari sebelum terakhir kali dikabarkan hidup.
"Aku melihat kembali upaya-upaya yang luar biasa, kelelahan, dan pandangan suram keluar dari pintu tenda menuju dunia salju dan harapan yang hilang," ucapnya.
"Namun, dan namun, dan namun, ada banyak hal baik yang harus diselesaikan di sisi lain," sambungnya.
Mallory mengatakan dia menderita batuk mengganggu yang "menyakitkan isi perut". Batuk ini membuatnya tidak bisa tidur dan menyulitkan pendakian.
Menurutnya, hanya satu anggota kelompoknya yang masih sehat. Mereka pun berencana untuk beristirahat selama dua hari sebelum memulai mendaki puncak, yang diperkirakan akan memakan waktu enam hari lagi.
Sementara itu, dalam tulisannya, dia menggambarkan kejadian hampir mati saat tergantung di pinggir jurang yang menganga.
"Aku berangkat dengan salju yang berjatuhan, untungnya turun hanya sekitar 10 kaki sebelum aku bangkit dalam keadaan setengah buta dan terengah-engah, mendapati diriku dalam kondisi paling genting hanya ditopang oleh kapak es yang entah bagaimana tersangkut di jurang dan masih dipegang tangan kananku," ungkapnya.
"Di bawahnya ada lubang hitam yang sangat tidak menyenangkan," tulis Mallory melanjutkan.
Baca juga: 5 Pendaki Meninggal di Gunung Everest Seminggu Terakhir, Total 9 Orang di Periode April-Mei 2023