Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Kompas.com - 30/04/2024, 16:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Potensi diterapkan ke manusia 

Karena ada penelitian yang gagal membuktikan pengurangan kalori memperpanjang umur, ada dugaan manfaat tersebut terjadi karena variabel lain seperti jangka waktu konsumsinya.

Penelitian yang dilakukan di University of Wisconsin pada 2009 melakukan percobaan dengan hanya memberi makan hewan satu kali sehari. Hasilnya hewan puasa kurang lebih 16 jam.

Sementara studi oleh National Institute on Aging pada 2012 dilakukan dengan memberi makan hewan dua kali sehari. Hasilnya, hewan yang puasa dapat hidup lebih lama.

Dikutip dari New York Times (24/4/2024), peneliti senior bernama Rafael de Cabo yang terlibat proyek ini menyimpulkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk makan atau tidak makan dalam sehari sama pentingnya bagi umur panjang dengan pembatasan kalori.

Pembatasan waktu makan ini dikenal sebagai puasa intermiten yang dilakukan dengan makan pada waktu-waktu tertentu dan dilanjutkan berpuasa.

Oleh karena itu, peneliti belum yakin apakah puasa intermiten, pembatasan kalori, atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan orang hidup lebih lama.

Mengurangi proses penuaan dini

Studi yang dilakukan Duke University berusaha menjawab keraguan itu dengan meneliti efek pengaruh pengurangan kalori sebesar 25 persen selama dua tahun terhadap penuaan.

Hasilnya, orang yang membatasi kalorinya mengalami peningkatan aspek kesehatan kardio-metabolik, termasuk tekanan darah, sensitivitas insulin, dan mengurangi potensi peradangan.

"Pembatasan kalori tidak membuat orang menjadi lebih muda, namun membuat laju penuaan mereka menjadi lebih lambat,” kata Huffman.

Kesimpulan lain menyebut pembatasan kalori 11 persen pada manusia lebih bermanfaat daripada pembatasan mencapai 25-40 persen.

Penelitian lain yang berfokus pada efek jangka pendek dari puasa intermiten menunjukkan puasa intermiten meningkatkan kesehatan metabolisme dan mengurangi peradangan. Namun, ini tidak berlaku bagi penderita obesitas.

Beberapa penelitian juga meyakini pembatasan kalori dan puasa intermiten membantu hidup lebih lama serta menjaga kesehatan jantung dan metabolisme dalam jangka pendek. Namun ada kemungkinan makan lebih sedikit hanya membuat kelaparan.

Di sisi lain, penelitian juga membuktikan pembatasan kalori tidak selalu memperpanjang umur manusia. Orang yang kelebihan berat badan punya risiko kematian lebih rendah daripada orang normal atau kekurangan berat badan.

Oleh karena itu, para ahli berpendapat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan puasa intermiten dan pengurangan kalori benar-benar bermanfaat bagi manusia seperti yang dialami hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com