Karena ada penelitian yang gagal membuktikan pengurangan kalori memperpanjang umur, ada dugaan manfaat tersebut terjadi karena variabel lain seperti jangka waktu konsumsinya.
Penelitian yang dilakukan di University of Wisconsin pada 2009 melakukan percobaan dengan hanya memberi makan hewan satu kali sehari. Hasilnya hewan puasa kurang lebih 16 jam.
Sementara studi oleh National Institute on Aging pada 2012 dilakukan dengan memberi makan hewan dua kali sehari. Hasilnya, hewan yang puasa dapat hidup lebih lama.
Dikutip dari New York Times (24/4/2024), peneliti senior bernama Rafael de Cabo yang terlibat proyek ini menyimpulkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk makan atau tidak makan dalam sehari sama pentingnya bagi umur panjang dengan pembatasan kalori.
Pembatasan waktu makan ini dikenal sebagai puasa intermiten yang dilakukan dengan makan pada waktu-waktu tertentu dan dilanjutkan berpuasa.
Oleh karena itu, peneliti belum yakin apakah puasa intermiten, pembatasan kalori, atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan orang hidup lebih lama.
Studi yang dilakukan Duke University berusaha menjawab keraguan itu dengan meneliti efek pengaruh pengurangan kalori sebesar 25 persen selama dua tahun terhadap penuaan.
Hasilnya, orang yang membatasi kalorinya mengalami peningkatan aspek kesehatan kardio-metabolik, termasuk tekanan darah, sensitivitas insulin, dan mengurangi potensi peradangan.
"Pembatasan kalori tidak membuat orang menjadi lebih muda, namun membuat laju penuaan mereka menjadi lebih lambat,” kata Huffman.
Kesimpulan lain menyebut pembatasan kalori 11 persen pada manusia lebih bermanfaat daripada pembatasan mencapai 25-40 persen.
Penelitian lain yang berfokus pada efek jangka pendek dari puasa intermiten menunjukkan puasa intermiten meningkatkan kesehatan metabolisme dan mengurangi peradangan. Namun, ini tidak berlaku bagi penderita obesitas.
Beberapa penelitian juga meyakini pembatasan kalori dan puasa intermiten membantu hidup lebih lama serta menjaga kesehatan jantung dan metabolisme dalam jangka pendek. Namun ada kemungkinan makan lebih sedikit hanya membuat kelaparan.
Di sisi lain, penelitian juga membuktikan pembatasan kalori tidak selalu memperpanjang umur manusia. Orang yang kelebihan berat badan punya risiko kematian lebih rendah daripada orang normal atau kekurangan berat badan.
Oleh karena itu, para ahli berpendapat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan puasa intermiten dan pengurangan kalori benar-benar bermanfaat bagi manusia seperti yang dialami hewan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.