Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Mengurangi Asupan Kalori Diyakini Bikin Umur Lebih Panjang

Kompas.com - 30/04/2024, 16:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah penelitian menyebutkan, membatasi asupan kalori yang masuk ke tubuh diyakini membuat umur lebih panjang. 

Dikutip dari CNA (28/4/2024) penelitian tersebut terbit di jurnal Perpustakaan Kedokteran Nasional, Institut Kesehatan Nasional AS yang pada 1930-an meneliti pengaruh pembatasan asupan kalori tersebut pada hewan, termasuk tikus, cacing, dan monyet.

Hasilnya diketahui pengurangan asupan kalori atau penerapan porsi makanan lebih sedikit pada hewan sebesar 30 hingga 40 persen membuatnya dapat hidup rata-rata sekitar 30 persen lebih lama daripada kondisi normal.

Kalori yang dibatasi harus cukup banyak agar memicu perubahan dalam tubuh hewan. Namun, pembatasan kalori ini tidak boleh terlalu ekstrem sehingga hewan kekurangan gizi.

Penelitian selanjutnya juga menemukan hewan yang dibatasi kalorinya memiliki kemungkinan lebih kecil terkena kanker atau penyakit kronis lain yang berkaitan dengan penuaan.

Meski hasilnya positif, penelitian ini baru diterapkan pada hewan. Para ahli masih memikirkan kondisi tersebut muncul karena jumlah kalori yang dikurangi atau penerapan jangka waktu antarmakan.

Baca juga: 7 Kegiatan Sehari-hari yang Bisa Bakar Kalori, Jadi Alternatif Olahraga


Alasan kurangi kalori memperpanjang umur

Para peneliti belum mengetahui secara pasti mengapa makan lebih sedikit dapat menyebabkan hewan atau manusia hidup lebih lama.

Meski begitu, sebuah hipotesis meyakini kondisi ini terjadi karena ada proses evolusi pada hewan yang kekurangan asupan kalori.

Hewan yang hidup di alam liar mengalami waktu ketika punya banyak makanan atau malah kelaparan. Saat merasa lapar, biologis mereka berevolusi untuk sanggup bertahan hidup dan tetap berkembang.

Hipotesis lain meyakini pembatasan kalori membuat hewan lebih tahan terhadap stres fisik. Misalnya, tikus yang dibatasi kalorinya memiliki ketahanan tubuh lebih besar terhadap racun dan pulih lebih cepat dari cedera.

Penjelasan lain meyakini manusia maupun hewan yang mengonsumsi lebih sedikit kalori akan memperlambat metabolisme tubuhnya.

"Semakin sedikit tubuh Anda melakukan metabolisme, semakin lama tubuh dapat hidup,” kata dokter di Duke University School of Medicine Kim Huffman.

Pembatasan kalori juga memaksa tubuh bergantung pada sumber bahan bakar selain glukosa.

Menurut para ahli, ini bermanfaat bagi kesehatan metabolisme dan membuat umur panjang.

Untuk memenuhi energinya, beberapa peneliti menambahkan, tubuh akan memakan sel yang tidak berfungsi lagi. Ini membantu sel berfungsi lebih baik dan menurunkan risiko beberapa penyakit terkait usia.

"Faktanya, para ilmuwan berpikir bahwa salah satu alasan utama diet rendah kalori membuat tikus hidup lebih lama adalah karena hewan tersebut tidak sakit sedini mungkin," kata profesor patologi di Michigan University Richard Miller.

Meski banyak hipotesis mendukung pengurangan asupan kalori bermanfaat bagi tubuh, ada beberapa peneliti lain yang tidak menemukan manfaat tersebut.

Baca juga: Apakah Kebiasaan Puasa Intermiten Efektif Menurunkan Berat Badan?

Potensi diterapkan ke manusia 

Ilustrasi diet detox.SHUTTERSTOCK/NATALIA BULATOVA Ilustrasi diet detox.
Karena ada penelitian yang gagal membuktikan pengurangan kalori memperpanjang umur, ada dugaan manfaat tersebut terjadi karena variabel lain seperti jangka waktu konsumsinya.

Penelitian yang dilakukan di University of Wisconsin pada 2009 melakukan percobaan dengan hanya memberi makan hewan satu kali sehari. Hasilnya hewan puasa kurang lebih 16 jam.

Sementara studi oleh National Institute on Aging pada 2012 dilakukan dengan memberi makan hewan dua kali sehari. Hasilnya, hewan yang puasa dapat hidup lebih lama.

Dikutip dari New York Times (24/4/2024), peneliti senior bernama Rafael de Cabo yang terlibat proyek ini menyimpulkan jumlah waktu yang dihabiskan untuk makan atau tidak makan dalam sehari sama pentingnya bagi umur panjang dengan pembatasan kalori.

Pembatasan waktu makan ini dikenal sebagai puasa intermiten yang dilakukan dengan makan pada waktu-waktu tertentu dan dilanjutkan berpuasa.

Oleh karena itu, peneliti belum yakin apakah puasa intermiten, pembatasan kalori, atau kombinasi keduanya dapat menyebabkan orang hidup lebih lama.

Mengurangi proses penuaan dini

Studi yang dilakukan Duke University berusaha menjawab keraguan itu dengan meneliti efek pengaruh pengurangan kalori sebesar 25 persen selama dua tahun terhadap penuaan.

Hasilnya, orang yang membatasi kalorinya mengalami peningkatan aspek kesehatan kardio-metabolik, termasuk tekanan darah, sensitivitas insulin, dan mengurangi potensi peradangan.

"Pembatasan kalori tidak membuat orang menjadi lebih muda, namun membuat laju penuaan mereka menjadi lebih lambat,” kata Huffman.

Kesimpulan lain menyebut pembatasan kalori 11 persen pada manusia lebih bermanfaat daripada pembatasan mencapai 25-40 persen.

Penelitian lain yang berfokus pada efek jangka pendek dari puasa intermiten menunjukkan puasa intermiten meningkatkan kesehatan metabolisme dan mengurangi peradangan. Namun, ini tidak berlaku bagi penderita obesitas.

Beberapa penelitian juga meyakini pembatasan kalori dan puasa intermiten membantu hidup lebih lama serta menjaga kesehatan jantung dan metabolisme dalam jangka pendek. Namun ada kemungkinan makan lebih sedikit hanya membuat kelaparan.

Di sisi lain, penelitian juga membuktikan pembatasan kalori tidak selalu memperpanjang umur manusia. Orang yang kelebihan berat badan punya risiko kematian lebih rendah daripada orang normal atau kekurangan berat badan.

Oleh karena itu, para ahli berpendapat perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan puasa intermiten dan pengurangan kalori benar-benar bermanfaat bagi manusia seperti yang dialami hewan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com