Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Kompas.com - 29/04/2024, 15:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Beredar kabar di media sosial, Uang Kuliah Tunggal (UKT) calon mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dari program studi (prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan (FKIP) mencapai Rp 44.575.500.

Kabar tersebut diunggah oleh akun X @sbmptnfess pada Jumat (26/4/2024) pukul 21.30 WIB.

Hingga Minggu (28/4/2024), unggahan tersebut dilihat lebih dari 1,3 juta kali, disukai lebih dari 9.900 akun, dan mendapatkan komentar lebih dari 2.100 akun.

"Ukt uns mahal juga a**** golongan akhir," tulis pengunggah.

Berdasarkan penelusuran Kompas.com,  foto tersebut identik dengan unggahan dari akun TikTok dengan nama akun "." . 

Kompas.com sudah menghubungi pemilik akun TikTok tersebut untuk melakukan konfirmasi mengenai unggahannya. Tapi, unggahan tersebut tidak dapat dilacak karena akun pengunggah diubah menjadi privat.

Berdasarkan salinan unggahan yang dimuat ulang akun X @pacartictyong, diduga unggahan tersebut merupakan hasil dari perhitungan gabungan UKT dan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) pada 2023.

Sebagai informasi, SPI akan diberikan kepada mahasiswa baru khusus jalur Mandiri. Sementara bagi mahasiswa Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) dan Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), mahasiswa tidak dikenakan SPI.

Baca juga: Rektor UNS Mengundurkan Diri, Ini Profil dan Sepak Terjangnya


Penjelasan UNS

Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Ahmad Yunus membantah mengenai isu UKT PGSD UNS mencapai Rp 44.575.500.

Yunus menuturkan, UNS tidak pernah mengeluarkan tagihan UKT mahasiswa tahun 2024 senilai Rp 44.575.500.

Adapun UKT tertinggi (golongan 9) untuk program studi PGSD FKIP UNS senilai Rp 7.987.000.

“UNS tidak pernah mengeluarkan tagihan UKT mahasiswa tahun 2024 senilai Rp 44.575.500. UKT tertinggi untuk prodi PGSD sebesar Rp 7.987.000,” ungkap Yunus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/4/2024).

Sementara itu, untuk UKT tertinggi dari prodi PGSD kampus Kebumen FKIP UNS adalah Rp 7.348.000.

Selain itu, pada 2024, UNS baru menerima mahasiswa baru dari jalur masuk SNBP dan belum menerima mahasiswa baru dari jalur SNBT maupun mandiri.

Baca juga: Rektor UNS Jamal Wiwoho Resmi Mengundurkan Diri

Daftar UKT UNS 2024

Berdasarkan Keputusan Rektor UNS Nomor 416/UN27/HK.02/2024, pihak kampus telah menetapkan biaya kuliah yang berbeda-beda di tiap prodinya.

Sebagai informasi, UKT akan dibayarkan setiap semester oleh mahasiswa dan terbagi atas beberapa golongan.

Adapun UKT yang diberikan akan dibedakan berdasarkan kemampuan keuangan orangtua mahasiswa dan pertimbangan lain yang akan ditetapkan perguruan tinggi.

Sebagai contoh, prodi Kedokteran Umum menetapkan menetapkan UKT terendah sebesar Rp 475.000, sementara UKT tertinggi sebesar Rp 30.000.000 per semester.

Kemudian untuk prodi Teknik Sipil, UKT terendah yang harus dibayarkan senilai Rp 475.000 dan UKT tertinggi senilai Rp 15.711.000.

Sementara itu, untuk prodi Ilmu Hukum menetapkan UKT terendah sebesar Rp 475.000 dan UKT tertinggi sebesar Rp 10.200.000.

Untuk prodi Ilmu Komunikasi, UKT terendah yang ditetapkan senilai Rp 475.000 dan UKT tertinggi senilai Rp 9.619.000.

Daftar UKT UNS 2024 selengkapnya dapat diakses pada link berikut.

Baca juga: Mengenang dr Mueen, Alumni UGM dan UNS yang Jadi Korban Serangan Israel di Gaza

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com