Pakar perikanan Indonesia ini menjelaskan, kehadiran ikan mujair di perairan Tanah Air kemungkinan besar dikarenakan tidak sengaja terbawa oleh kapal asing yang mengambil air balas di Afrika.
"Karena kemampuannya untuk memasuki perairan pesisir, di lokasi tambat kapal-kapal Belanda yang butuh untuk air balas, larva dan anak-anak ikan mujair ada di situ, sehingga terbawa berlayar hingga ke Nusantara," paparnya.
Seperti diketahui, selain Hindia Belanda yang kini menjadi Indonesia, Belanda memiliki wilayah jajahan cukup banyak di Afrika.
Layaknya Afrika, Indonesia merupakan negara tropis, sehingga mudah bagi mujair yang terbawa untuk berkembang biak saat dilepaskan bersama pembuangan air balas dari kapal.
Baca juga: Menjadi Ikan Termahal di AS, Elver Berharga Hampir Rp 31 Juta Per 453 Gram
Mukhlis menuturkan, ikan mujair tercatat pertama kali ditemukan pada 25 Maret 1936 di Pantai Serang, Blitar, Jawa Timur, oleh seorang nelayan bernama Moedjair.
Informasi tersebut tertulis jelas pada batu nisan tempat Mbah Moedjair dimakamkan.
"Saat itu, ikan itu diidentifikasi sebagai Saroterodon tilapia yang kemudian menjadi Oreochromis mossambicus," terang Mukhlis.
Pada zaman itu, menurutnya, belum ada nama lokal yang diberikan untuk menyebut ikan tersebut.
"Saat itu nama lokalnya belum ada, tetapi orang ingat Pak Moedjair. Akhirnya menjadi mujair, sebagian orang Sunda malah menyebutnya lauk jaer," lanjutnya.
Baca juga: Bukan Salmon, Ini 4 Ikan Paling Sehat untuk Dimakan
Dilansir dari Kompas.com (16/1/2021), sosok Mbah Moedjair lahir di Desa Kuningan, Kabupaten Blitar, pada 1890.
Mbah Moedjair yang bernama asli Iwan Muluk awalnya bekerja sebagai penjual sate. Sayangnya, usaha tersebut bangkrut akibat kebiasaan buruknya yang suka berjudi.
Tidak ingin patah semangat, Mbah Moedjair tirakat atau berpantangan atas usulan kepala desanya saat itu, Muraji.
Dalam usahanya berpantangan, Mbah Moedjair mengaku mendapatkan pandangan berupa menemukan serta memelihara ikan yang habitatnya berada di air laut.
Namun, tak ada yang tahu pasti bagaimana Mbah Moedjair dapat menemukan ikan mujair dan memeliharanya.
Merujuk buku Go... Go... Indonesia (2013) karya Apri Subagio, Mbah Moedjair disebut menemukan ikan saat berkunjung ke Pantai Serang, Blitar Selatan.
Baca juga: Ikan Koi di Akuarium Kota Malang Dilaporkan Mati, DLH: Ada yang Masukkan Lele