Pencabutan naskah ilmiah yang sudah dimuat oleh lembaga jurnal layak dianggap sebagai suatu bentuk skandal yang melanggar tata krama semesta publikasi naskah ilmiah.
Apalagi mengingat pada kenyataan alam maya di masa kini, jejak digital tidak bisa dihapus.
Bayangkan notasi komposisi musik karya saya sudah dipublikasikan oleh penerbit dan sudah dipergelar di mancanegara mendadak dicabut publikasinya secara sepihak oleh sang penerbit. Pasti saya lawan sampai titik darah penghabisan selama hayat masih dikandung badan.
Namun di sisi lain, saya mengagumi dan menghargai sikap tim penyusun naskah ilmiah Gunung Padang yang alih-alih menganggap pencabutan naskah sebagai malapetaka, malah justru sebagai hikmah.
Gegara skandal pencaputan naskah yang sudah dipublikasikan, Gunung Padang yang semula tidak dianggap penting, malah justru menjadi pusat perhatian masyarakat arkeologi di seluruh dunia.
Maka para peneliti malah makin bersemangat rawe-rawe rantas malang-malang putung maju tak gentar melanjutkan penelitian demi mencapai sasaran tujuan utama, yaitu membuktikan bahwa Gunung Padang memang merupakan warisan budaya dunia yang dipersembahkan oleh bangsa Indonesia. MERDEKA!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.