KOMPAS.com - Ibu kota Portugal, Lisbon, dulu pernah dilanda bencana alam yang mematikan berupa gempa bumi yang disertai dengan gelombang tsunami pada Sabtu, 1 November 1755.
Saat itu, orang-orang sedang menjalankan ibadah dalam Gereja Katolik dan kemudian gempa bumi mengguncang kota tersebut.
Tepat pada tanggal 1 November tersebut, diperingati sebagai Hari Raya Semua Orang Kudus, yakni suatu perayaan keagamaan yang dilakukan oleh Kekristenan Barat, dilansir dari Britannica.
Hari itu seharusnya menjadi salah satu hari peringatan yang khidmat dengan kebaktian di gereja dan kunjungan ke pemakaman untuk meletakkan bunga.
Namun, guncangan yang dahsyat menghancurkan gedung-gedung publik yang besar dan sekitar 12.000 tempat tinggal.
Penelitian modern menunjukkan, sumber seismik utama adalah patahan dasar laut di sepanjang batas lempeng tektonik Atlantik tengah.
Baca juga: Terungkap, Penyebab Kekuatan Gempa Tuban Bertambah dari M 6,0 Jadi M 6,5
Pada 1 November 1755 sekitar pukul 9.40 pagi waktu setempat, bangunan dan tanah mulai berguncang saat tiga rangkaian gempa mengguncang kota dalam kurun waktu 3-6 menit.
Orang-orang di jalanan berhamburan ke berbagai arah saat kepanikan melanda, dilansir dari IFL Science, Kamis (14/3/2024).
Beberapa orang bahkan melarikan diri ke dermaga, sementara yang lainnya berlindung di rumah mereka.
Namun, karena hari itu adalah hari raya, banyak orang yang sudah memadati gereja-gereja untuk menghadiri misa.
Bangunan-bangunan tua dari abad pertengahan di kota itu juga tidak dirancang untuk menahan guncangan, sehingga banyak yang runtuh, melukai, bahkan menewaskan para jemaah.
Pada saat yang sama, kebakaran terjadi di seluruh kota lantaran api yang digunakan untuk memasak dan lentera atau lilin (terutama di gereja-gereja) terjatuh.
Ketika api mulai membesar, api dengan cepat menyebar ke bangunan lain akibat terbawa angin.
Menurut laporan saksi mata Pendeta Charles Davy yang berada di kota pada saat itu, gempa tersebut membuat kota diselimuti debu yang menggelapkan langit.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa udara dipenuhi dengan suara orang-orang yang berteriak "Misericordia meu Dios! (Kasihanilah aku, Tuhan!)".
Baca juga: Video Viral Banjir Wine di Portugal, Ini Penyebabnya