Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Ungkap Menu Makanan Sehari-hari Manusia Kuno

Kompas.com - 21/03/2024, 11:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dia melaporkan, pecahan tembikar menghasilkan jejak protein yang ditemukan pada jelai, gandum, kacang polong, serta beberapa daging hewan dan susu.

Lantaran sisa tulang hewan di situs Catalhoyuk menunjukkan keberadaan domba dan kambing, kemungkinan protein hewani berasal dari mamalia ini.

Menurut Hendy, orang kuno menggunakan susu hewan-hewan tersebut dan mencampurkannya dengan bahan pangan lain.

"Tingkat detail seperti itu, menurut saya sangat, sangat menarik," ucap Hendy.

"Kami berpikir bahwa dengan mengarakterisasi protein, kami dapat mengetahui sejarah hidup mereka sebagai bahan makanan," imbuhnya.

Baca juga: Gerbang Kota Kuno Tertua Ditemukan di Israel, Ini Fungsinya di Zaman Perunggu Awal

Temuan susu fermentasi di kalung mumi

Sementara itu, di pemakaman Zaman Perunggu orang-orang Xiaohe di Xinjiang, China, para arkeolog menemukan mumi yang mengenakan kalung dari gumpalan bahan organik.

Analisis terhadap protein dalam gumpalan mengungkapkan kalung terdiri dari bahan keju, sebagian dari susu sapi, sedangkan sebagian lain dibuat dengan campuran susu.

Peneliti dalam Journal of Archaeological Science (2014) itu menuliskan, gumpalan tersebut mengandung lebih banyak protein kasein daripada whey.

Anna Shevchenko, ahli biokimia di Institut Biologi dan Genetika Sel Molekuler Max Planck di Dresden, Jerman pun menyebut, temuan ini membuka lebih dalam proses pembuatan keju berusia sekitar 3.500 tahun.

Menurutnya, keju dapat dibuat dengan rennet, sekelompok enzim yang dihasilkan oleh lambung binatang menyusui untuk mencerna susu induknya.

Keju pada zaman itu juga dapat diproduksi dengan menambahkan asam pada susu hewani.

Namun, tim peneliti saat itu tidak menemukan potongan enzim seperti pada rennet, sehingga menyimpulkan bahwa keju terbuat dari asam yang diproduksi oleh bakteri dan tanaman tertentu.

Shevchenko pun mengaku beruntung saat menemukan protein dalam keju ternyata cocok dengan bakteri yang biasa digunakan untuk membuat minuman susu fermentasi yang disebut sebagai kefir.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com