Tak hanya itu, makan kue kering sepanjang hari dapat menimbulkan kerutan pada kulit. Hal itu disebabkan kolagen dan elastin dalam kulit menjadi rusak karena tubuh memiliki kadar gula terlalu tinggi.
Kerusakan pada kolagen dan elastin menyebabkan timbul kerutan dan kulit menjadi kendur.
Dikutip dari Eating Well, makanan tinggi lemak jenuh seperti kue kering yang dipanggang menyebabkan penumpukan lemak di hati, jantung, dan pembuluh darah.
Akibatnya, orang yang banyak makan kue kering akan berpotensi lebih besar terkena penyakit kardiovaskular. Selain itu, makanan tersebut juga memicu diabetes.
Sementara itu, dilansir dari Medical Xpress, makan makanan olahan seperti kue kering dapat menurunkan fungsi kognitif dan memicu penyakit pada otak.
Penelitian menunjukkan, pola makan buruk akibat makanan tinggi lemak dan gula berisiko mengganggu memori otak serta meningkatkan risiko penyakit Alzheimer dan demensia. Kondisi tersebut terutama dialami orang berusia di atas 60 tahun.
Hal ini terjadi karena makanan olahan tersebut rendah serat dan nutrisi, tinggi kadar lemak, gula, dan garam, serta mengandung zat aditif, pengawet, atau pewarna yang tinggi.
Baca juga: Ramai soal Sakit Setelah Lebaran, Apa Penyebabnya?
Efek-efek samping di atas dapat dialami oleh orang yang mengonsumsi kue Lebaran dalam jumlah terlalu banyak. Oleh sebab itu, porsi kue kering yang dimakan harus dibatasi.
Diberitakan Kompas TV, spesialis gizi Amalia Primahastuti mengimbau kue kering hanya boleh dimakan pada jam tertentu.
“Jam makan sebaiknya teratur, termasuk camilan, kita tentukan sesuai dengan munculnya sinyal lapar, misalnya pada jam 10.00 dan 16.00 adalah waktu camilan,” katanya.
Dia juga menyarankan, kue kering Lebaran sebaiknya tidak dimakan dalam waktu berdekatan dengan jam makan utama.
Selain itu, dianjurkan memakan kue kering seperti nastar dan putri salju sejumlah 2-3 potong per hari atau 10-15 gram. Sementara kastengel dapat dikonsumsi 5-7 buah per hari atau setara 20-40 gram.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.