Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Makanan yang Perlu Dihindari Saat Berbuka Puasa Menurut Ahli Gizi

Kompas.com - 19/03/2024, 17:00 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Ia menilai, makanan berlemak tersebut akan lama dicerna oleh tubuh dan memaksa sistem pencernaan bekerja lebih berat.

Selain itu, makanan berlemak tinggi juga dapat memicu terjadinya lonjakan kadar kolesterol di dalam tubuh.

“Sebaiknya mengonsumsi makanan berkuah seperti sup, jangan semuanya berlemak. Itu untuk mendukung metabolisme tubuh,” ujarnya.

4. Makanan yang mengandung gas

Toto menerangkan, makanan yang mengandung gas seperti nangka, kembang kol, brokoli, kubis, dan jamur sebaiknya tidak dikonsumsi ketika berbuka puasa.

Pasalnya, makanan bergas tersebut menyebabkan perut seseorang menjadi kembung dan begah.

“Minuman bergas seperti minuman bersoda juga bisa sebabkan perut kembung,” terang Toto.

Baca juga: Hukum Sikat Gigi Pakai Odol, Apakah Bisa Membatalkan Puasa?

5. Kopi

Toto juga mengungkapkan, hindari minum kopi atau minuman berkafein lainnya ketika berbuka puasa, terlebih jika ditambah susu di dalamnya.

“Kopi mengandung kafein, apalagi dicampur susu. Kedua zat itu membuat oral atau mulut jadi tidak selera makan,” ungkap dia.

Padahal, saat berbuka puasa, tubuh perlu menerima asupan makanan yang cukup untuk mengembalikan stamina dan menjaga kesehatan.

6. Makanan asam

Guru besar bidang pangan dan gizi dari IPB University Ali Khomsan mengatakan, sebaiknya seseorang juga menghindari makanan asam untuk berbuka puasa.

Hal tersebut mengingat saat berbuka, perut masih dalam keadaan kosong yang bisa mengakibatkan kenaikan asam lambung.

"Iritasi (juga) mudah terjadi pada lambung bila perut kosong diisi dengan makanan asam," tutur Ali, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (19/3/2024).

"Makanan yang berasa asam, mulai dari rujak buah, mangga muda, dan lain-lain," imbuhnya.

7. Teh

Kemudian, ahli gizi Tan Shot Yen mengatakan bahwa sebaiknya untuk tidak mengonsumsi teh saat berbuka puasa.

Tan menerangkan, teh bersifat diuretik yang membuat seseorang lebih sering buang air kecil. Padahal, saat puasa tubuh membutuhkan rehidrasi yang cukup.

“Yang paling mudah diserap tubuh tanpa merugi tentu air. Dingin, hangat, atau suhu ruang tidak masalah. Air adalah pe-rehidrasi terbaik,” kata Tan, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (7/3/2024).

Baca juga: Puasa tapi Tidak Shalat Lima Waktu, Bagaimana Hukumnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com