Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Sungai Paling Berbahaya di Dunia, Ada yang di Asia Tenggara

Kompas.com - 16/03/2024, 14:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Meskipun ukurannya terlihat jelas, tepian sungai telah tergerus sepanjang waktu sehingga membentuk jaringan terowongan yang dilalui air.

Sungai ini berhulu di Pegunungan Pennines, Yorkshire Utara dan kemudian mengalir sejauh 97 kilometer ke arah tenggara untuk bergabung dengan sungai-sungai lain.

Baca juga: Dari Kapuas hingga Musi, Berikut 5 Sungai Terpanjang di Indonesia

7. Sungai Mississippi (Amerika Serikat)

Sungai Mississippi adalah sungai terpanjang di Amerika Utara yang melintasi negara-negara bagian Amerika Serikat, seperti Wisconsin dan Iowa.

Panjang dari sungai ini mencapai 3.766 km yang berhulu di Danau Itasca di Minnesota menuju Teluk Meksiko melalui delta sebelah tenggara New Orleans.

Sungai ini memiliki kedalaman mencapai 70 meter dan menjadi rumah bagi satwa berbahaya seperti ikan pike, hiu banteng, dan aligator mississippi.

Meski terlihat tenang, berenang di dalamnya sangat berbahaya, karena arus bawah yang tidak dapat diprediksi.

8. Sungai Mekong (Asia)

Sungai Mekong ini sebagian besar alirannya berada di Asia Tenggara, dari mulai Myanmar, Laos, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Mekong adalah sungai terpanjang kedua belas di dunia dengan panjang sekitar 2.700 mil (4.350 km) dan memiliki keanekaragaman hayati yang luar biasa.

Sungai dengan kedalaman maksimal hampir 100 meter ini memiliki arus deras yang berbahaya dan fluktuasi permukaan air yang tak terprediksi.

Meski begitu, masyarakat sekitar menggunakan Sungai Mekong sebagai jalur transportasi kapal dan sumber makanan.

9. Sungai Danube (Eropa)

Sungai Danube adalah sungai terdalam ketiga di dunia dan sungai terpanjang kedua di Eropa, dilansir dari History.

Diketahui, kedalamannya yang mencapai 584 kaki (178 m) membuatnya terlihat memiliki arus tenang yang sebetulnya sangat deras di bagian dalam.

Sungai ini memiliki panjang sekitar 2.857 km (1.775 mil) dengan melewati sepuluh negara di Eropa, yakni Jerman, Austria, Slovakia, Hungaria, Kroasia, Serbia, Bulgaria, Romania, Moldova, dan Ukraina.

Baca juga: Mengenal Tamborasi, Sungai Terpendek di Dunia di Sulawesi Tenggara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com