Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari Bisa Kurangi Risiko Bahaya Duduk Terlalu Lama

Kompas.com - 13/03/2024, 07:30 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jalan kaki merupakan aktivitas olahraga yang terbukti secara ilmiah meningkatkan kesehatan tubuh.

Studi terbaru yang dipublikasikan di British Journal of Sports Medicine menemukan, aktivitas jalan kaki dikaitkan dengan peningkatan gerak tubuh sehingga mampu mengurangi dampak bahaya duduk terlalu lama.

Seperti yang diketahui, gaya hidup tidak banyak bergerak seperti duduk terlalu lama semakin umum terjadi. Kebiasaan buruk ini mampu meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, kanker, dan diabetes.

Dilansir dari Science Alert, penelitian menunjukkan, semakin banyak langkah yang dilakukan, semakin kecil risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular dan kematian dini.

"Hal ini mengandung pesan kesehatan bahwa semua pergerakan itu penting dan masyarakat harus mencoba untuk mengimbangi konsekuensi kesehatan dari waktu duduk yang tidak dapat dihindari dengan meningkatkan jumlah langkah harian mereka," kata ilmuwan kesehatan populasi Matthew Ahmadi dari Universitas Sydney di Australia.

Lantas, berapa langkah kaki untuk mengimbangi kebiasaan duduk terlalu lama?

Baca juga: 3 Manfaat Jalan Kaki 11 Menit Setiap Hari Menurut Studi

Manfaat jalan kaki 10.000 langkah per hari

Ahmadi mengatakan, jalan kaki sebanyak 9.000-10.000 langkah per hari mampu menekan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 21 persen dan kematian dini sebanyak 39 persen.

"Melakukan antara 9.000 dan 10.000 langkah sehari secara optimal menurunkan risiko kematian dan kejadian kardiovaskular di antara peserta yang tidak banyak bergerak," ujar dia.

Hasil itu ditemukan dari analisis data 72.174 sukarelawan yang berkontribusi pada UK Biobank, sebuah kumpulan data besar jangka panjang yang dibuat pada 2006 dan digunakan untuk melacak langkah-langkah kesehatan peserta selama 30 tahun.

Para peserta memakai akselerometer pergelangan tangan selama tujuh hari untuk memperkirakan tingkat aktivitas fisik mereka, seperti jumlah langkah yang biasanya mereka ambil dan waktu yang mereka habiskan untuk duduk.

Median waktu yang digunakan untuk duduk diam adalah 10,6 jam setiap hari. Artinya, jika mereka menghabiskan waktu lebih dari itu, maka dianggap memiliki waktu duduk yang tinggi, begitu juga sebaliknya.

Hasilnya, tim peneliti menemukan bahwa 9.000-10.000 langkah per hari merupakan langkah optimal untuk melawan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.

Para peneliti menemukan bahwa 50 persen manfaat tersebut bisa diperoleh dari 4.000 hingga 4.500 langkah setiap hari.

"Setiap jumlah langkah harian di atas rujukan 2.200 langkah per hari dikaitkan dengan angka kematian yang lebih rendah dan risiko kejadian kardiovaskular," kata Ahmadi.

Baca juga: Studi Ungkap Manfaat Jalan Kaki untuk Pasien Penggantian Sendi Panggul

Bahaya duduk terlalu lama

Ilustrasi duduk di meja kantorShutterstock Ilustrasi duduk di meja kantor
Para ahli mengungkap, batas maksimal seseorang boleh duduk dalam waktu yang lama yaitu kurang dari 5-6 jam.

Halaman:

Terkini Lainnya

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

NASA Perbaiki Chip Pesawat Antariksa Voyager 1, Berjarak 24 Miliar Kilometer dari Bumi

Tren
Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Profil Brigjen Aulia Dwi Nasrullah, Disebut-sebut Jenderal Bintang 1 Termuda, Usia 46 Tahun

Tren
Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Jokowi Teken UU DKJ, Kapan Status Jakarta sebagai Ibu Kota Berakhir?

Tren
Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Ini Daftar Gaji PPS, PPK, KPPS, dan Pantarlih Pilkada 2024

Tren
Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Pengakuan Ibu yang Paksa Minta Sedekah, 14 Tahun di Jalanan dan Punya 5 Anak

Tren
Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Jadi Tersangka Korupsi, Ini Alasan Pendiri Sriwijaya Air Belum Ditahan

Tren
Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Daftar Lokasi Nobar Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024

Tren
Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Bolehkah Penderita Diabetes Minum Air Tebu? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Bandara di Jepang Catat Nol Kasus Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun, Terbaik di Dunia

Tren
La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

La Nina Berpotensi Tingkatkan Curah Hujan di Indonesia, Kapan Terjadi?

Tren
Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Kasus yang Bikin Bea Cukai Disorot: Sepatu Impor hingga Alat Bantu SLB

Tren
Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Biaya Kuliah Universitas Negeri Malang 2024/2025 Program Sarjana

Tren
Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Hari Pendidikan Nasional 2024: Tema, Logo, dan Panduan Upacara

Tren
Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Beredar Kabar Tagihan UKT PGSD UNS Capai Rp 44 Juta, Ini Penjelasan Kampus

Tren
Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Semifinal Indonesia Vs Uzbekistan Piala Asia U23 2024 Hari Ini, Pukul Berapa?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com