Hal ini karena kandungan dalam oralit adalah gula dan garam.
Dilansir dari Kompas.id, penderita diabetes yang mengonsumsi oralit dapat menyebabkan terjadinya hipernatremia dan hiperglikemia.
Hipernatremia adalah kondisi ketika kadar natrium dalam darah lebih dari kadar normal. Sementara hiperglikemia merupakan kondisi ketika gula dalam darah tinggi.
Pada kondisi tersebut, seseorang justru akan mudah merasa haus, lemas, dan mual.
Kandungan garam berupa natrium dalam oralit juga berdampak buruk bagi penderita gangguan ginjal.
Oralit yang dikonsumsi secara berlebih juga bisa memicu masalah kesehatan bagi tubuh seperti berikut ini:
Baca juga: Minum Oralit Saat Sahur Diklaim Bikin Puasa Tahan Lama, Ini Kata Ahli
Adapun untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi selama puasa, Restuti menyarankan supaya Anda memenuhi kebutuhan cairan tubuh secara cukup.
"Jumlahnya adalah sebanyak volume urine atau air seni yang kita keluarkan dalam 24 jam, yaitu 0,5-1 cc/kg BB ditambah dengan volume feses atau tinja ditambah dengan penguapan melalui keringat atau napas, biasanya range-nya 500-700 cc, sesuai luas permukaan tubuh dan aktivitas," terang Restuti.
Artinya, jika berat badan seseorang berkisar 50-60 kg, maka jumlah air putih yang perlu dikonsumsi adalah 1700-1900 ml atau bisa dibulatkan menjadi 2000 ml yang sama dengan 2 liter cairan dalam 24 jam.
Sumber cairan tubuh ini dapat dipenuhi dari minum air putih atau air mineral, teh manis, jus, sup, dan sebagainya.
Secara praktis, Restuti menambahkan, jika jumlah tersebut dipenuhi dari air minum maka bisa dipenuhi dengan 8 gelas per hari seperti cara berikut ini:
Dalam hal ini takaran satu gelas sama dengan 250 cc air putih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.