Mukesh Ambani sendiri menyandang gelar sarjana teknik kimia dari University of Bombay yang kini berganti nama menjadi University of Mumbai.
Dia sempat menempuh studi master bidang administrasi bisnis di Stanford University, tetapi memilih keluar pada 1981 untuk bergabung dengan bisnis keluarga.
Di sana, dia bekerja untuk mendiversifikasi perusahaan dan membuatnya merambah ke berbagai bidang, termasuk komunikasi, infrastruktur, petrokimia, penyulingan minyak bumi , serat poliester, serta produksi gas dan minyak.
Setelah kematian ayahnya pada 2002, Mukesh Ambani dan saudaranya, Anil, mulai mengambil alih kepemimpinan bersama di Reliance.
Namun, perselisihan kakak beradik atas kendali perusahaan mendorong sang ibu, Kokilaben Ambani, untuk membagi aset Reliance melalui perjanjian nonkompetisi pada 2006.
Melalui perjanjian tersebut, Mukesh mengambil kendali atas unit gas, minyak, dan petrokimia dengan nama Reliance Industries Limited (RIL) di bawah payung Reliance.
Baca juga: Mengintip Rutinitas Miliarder Richard Branson di Usia 73 Tahun, Bangun Pagi lalu Mandi Es
Lulusan teknik kimia University of Bombay tersebut pun berjasa menciptakan kilang minyak baru terbesar di dunia.
Mukesh mempelopori pembangunan kilang minyak bumi terbesar di dunia di Jamnagar, Gujarat, India dengan kapasitas 33 juta ton per tahun.
Sosoknya juga menjadi pelopor pembangunan beberapa fasilitas manufaktur canggih yang meningkatkan kemampuan produksi RIL secara signifikan.
Di bawah kepemimpinan Ambani, Reliance turut memantik perang harga telekomunikasi lewat peluncuran telepon 4G dan layanan jaringan Jio pada 2016.
Pada 2023, perusahaan telekomunikasinya tercatat telah melayani lebih dari 420 juta pelanggan.
Kini, tiga anaknya bersama sang istri, Nita Ambani, mulai bergabung dengan dewan Reliance sejak Agustus 2023.
Anak sulungnya, Son Akash mengepalai Jio, sedangkan putrinya, Isha mengawasi layanan ritel dan keuangan.
Di sisi lain, putra bungsunya yang baru saja menggelar pesta pranikah, Anant Ambani, memilih berkecimpung dalam bisnis energi.
Baca juga: Merpati di India Ditahan Selama 8 Bulan karena Dicurigai sebagai Mata-mata China
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.