Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Olahraga Saat Kurang Tidur Berbahaya bagi Kesehatan, Ini Alasannya

Kompas.com - 03/03/2024, 11:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Risiko dari berolahraga saat kurang tidur

Terpisah, dokter spesialis jantung Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Surakarta Habibie Arifianto mengungkapkan orang yang berolahraga saat kurang tidur berpotensi alami gangguan di pagi hari.

Hal itu larena tubuh memiliki irama sirkardian atau irama alamiah yang berhubungan dengan terang gelap.

Habibie menuturkan, aktivitas sistem saraf simpatis yang berfungsi mengatur kerja jantung akan meningkat di pagi hari. Di waktu itu, risiko stroke, serangan jantung, dan gagal jantung akan meningkat.

"Itu kenapa serangan jantung dan stroke akan meningkat insidensi nya pada pagi hari," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (28/2/2024).

Menurutnya, orang yang kurang tidur akan membuat aktivitas sistem saraf simpatisnya semakin tinggi. Ini terjadi karena aktivitas saraf tersebut tidak sempat turun saat tubuh tidur. Kondisi ini membuat risiko gangguan jantung dan pembuluh darah meningkat.

"Apalagi ditambah dengan olahraga yang pastinya mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis yang sangat berlebihan," imbuh Habibie.

Selain serangan jantung, stroke, gagal jantung, dan gangguan pembuluh darah, orang yang berolahraga saat kurang tidur berisiko mengalami risiko kesehatan lainnya.

Orang tersebut berisiko mengalami peningkatan asam urat dan kolesterol. Sementara metabolisme tubuh juga terganggu. Hal ini akan terjadi jika kebiasaan olahraga saat kurang tidur dilakukan dalam jangka waktu panjang.

Baca juga: Studi Ungkap Kurang Tidur Dapat Meningkatkan Risiko Kanker

Durasi tidur yang cukup

Sementara itu, dikutip dari situs Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap orang sebaiknya menjalani pola tidur yang baik sesuai dengan umurnya untuk mendapatkan istirahat yang berkualitas.

Berikut durasi waktu tidur ideal yang disarankan berdasarkan usia seseorang.

  • Bayi usia 0–3 bulan: 14–17 jam per hari
  • Bayi usia 4–11 bulan: 12–15 jam per hari
  • Bayi usia 1–2 tahun: 11–14 jam per hari
  • Anak prasekolah usia 3–5 tahun: 10–13 jam per hari
  • Anak usia sekolah usia 6–13 tahun: 9–11 jam per hari
  • Remaja usia 14–17 tahun: 8–10 jam per hari
  • Dewasa muda usia 18–25 tahun: 7–9 jam per hari
  • Dewasa usia 26–64 tahun: 7–9 jam per hari
  • Lansia usia di atas 65 tahun: 7–8 jam per hari.

Tidur dengan durasi waktu yang cukup akan memberikan manfaat bagi tubuh dan mencegah gangguan kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com