Paparan juga memperlambat perkembangan degenerasi saraf pada model lalat penyakit Huntington.
“Temuan penting kami adalah bahwa beberapa senyawa volatil yang dipancarkan dari mikroba dan makanan dapat mengubah keadaan epigenetik di neuron dan sel eukariotik lainnya,” ujar salah satu peneliti dalam studi itu, Anandasankar Ray.
“Laporan kami adalah laporan pertama mengenai volatilitas umum yang berperilaku seperti ini,” imbuhnya.
Baca juga: Kisah Elly Brown, Model yang Kehilangan Separuh Lidahnya akibat Kanker Mulut
Meski begitu, Ray mengaku bahwa penelitian tersebut mempelajari efek diacetyl sebagai bukti konsep.
Hal tersebut mengingat penelitian lain menunjukkan, menghirup diacetyl menyebabkan perubahan sel saluran napas dan bahkan menimbulkan penyakit paru-paru yang disebut bronkiolitis obliteratif atau paru-paru popcorn.
"Senyawa ini mungkin bukan kandidat yang sempurna untuk terapi," ucap Ray.
"Kami sedang berupaya mengidentifikasi volatil lain yang menyebabkan perubahan ekspresi gen," tambahnya.
Baca juga: Kisah Zac Yarbrough, Pria yang Berjuang Sembuh Melawan Kanker Payudara Stadium 4
Keterbatasan lain yakni tidak diberikan analisis menyeluruh tentang mekanisme yang mendasarinya.
Mekanisme tersebut dapat menjelaskan bagaimana bau menginduksi perubahan-perubahan epigenetik pada sel yang jauh dari hidung.
Kemudian, konsekuensi jangka panjang dari paparan berulang-ulang terhadap bau ini tidak tercakup dalam studi praklinis berbasis laboratorium ini.
"Mengingat paparan berulang kali terhadap rasa dan wewangian tertentu, temuan yang diuraikan di sini menyoroti pertimbangan baru untuk mengevaluasi keamanan bahan kimia yang mudah menguap yang dapat melintasi membran sel," tulis para peneliti.
Mungkin aplikasi yang lebih praktis dari penelitian ini adalah di bidang pertanian, karena tanaman juga mengandung enzim HDAC.
Penelitian lain mengungkapkan, tanaman menunjukkan respons yang kuat dan tiba-tiba terhadap bahan kimia serta mudah menguap di udara.
Baca juga: Cerita Titaniaheap, Alami Kanker Rahim Stadium 4 di Usia 24 Tahun dengan Gejala Awal Nyeri Haid
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.