Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Baru: Mencium Aroma Buah Matang Disebut Bisa Menghambat Sel Kanker

Kompas.com - 01/03/2024, 15:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penelitian baru menunjukkan bahwa mencium aroma buah matang bisa menghambat sel kanker.

Penelitian itu dilakukan oleh peneliti dari University of California, Amerika Serikat (AS) dan dipublikasikan di eLifeSciences pada 27 Februari 2024.

Penelitian tersebut menemukan, aroma yang berasal dari buah-buahan matang atau makanan fermentasi dapat menghambat sel kanker.

Dikutip dari Wionews, Kamis (29/2/2024), penemuan tak terduga dari penelitian ini adalah dampak langsung bau terhadap ekspresi gen, bahkan pada jaringan yang tidak memiliki reseptor bau tradisional.

Penemuan ini telah membuka jalan baru bagi intervensi medis, mendorong para peneliti untuk mempertimbangkan kemungkinan memanfaatkan kekuatan aroma untuk pengobatan yang ditargetkan.

Eksperimen yang melibatkan paparan uap diacetyl, senyawa mudah menguap yang ditemukan dalam buah-buahan dan makanan tertentu yang difermentasi, telah menghasilkan wawasan yang signifikan.

Lalat buah, tikus, dan sel manusia yang terkena diacetyl menunjukkan perubahan ekspresi gen yang luas, terutama pada organ penting seperti otak dan paru-paru.

Diacetyl berfungsi sebagai inhibitor histone deacetylase (HDAC), meniru efek inhibitor HDAC yang digunakan dalam terapi kanker.

Baca juga: Kisah Mia Brehme, Wanita Inggris yang Meninggal karena Kanker Usus, Sempat Dikira Ambeien

Proses penelitian yang digunakan

Tim peneliti memaparkan, mereka menggunakan lalat buah atau Drosophila melanogaster dan tikus dengan dosis uap diacetyl yang berbeda selama lima hari.

Adapun diacetyl adalah senyawa volatil yang dilepaskan oleh ragi dalam fermentasi buah, dilansir dari ScienceAlert, Kamis (29/2/2024).

Dalam sel manusia yang dikembangkan di laboratorium, tim menemukan diacetyl dapat bertindak sebagai penghambat HDAC.

Hal tersebut kemudian memicu perubahan besar dalam ekspresi gen pada lalat dan tikus, termasuk pada sel otak hewan, paru-paru tikus, dan antena lalat.

HDAC merupakan enzim yang berfungsi untuk membungkus DNA lebih erat di sekitar histon. Sehingga jika dihambat, gen akan diekspresikan dengan lebih mudah.

Sementara inhibitor HDAC sendiri diketahui sudah digunakan sebagai pengobatan untuk kanker darah.

Dalam percobaan berikutnya, para peneliti menemukan bahwa uap diacetyl menghentikan pertumbuhan sel neuroblastoma manusia, yang ditumbuhkan di sebuah cawan.

Paparan juga memperlambat perkembangan degenerasi saraf pada model lalat penyakit Huntington.

“Temuan penting kami adalah bahwa beberapa senyawa volatil yang dipancarkan dari mikroba dan makanan dapat mengubah keadaan epigenetik di neuron dan sel eukariotik lainnya,” ujar salah satu peneliti dalam studi itu, Anandasankar Ray.

“Laporan kami adalah laporan pertama mengenai volatilitas umum yang berperilaku seperti ini,” imbuhnya.

Baca juga: Kisah Elly Brown, Model yang Kehilangan Separuh Lidahnya akibat Kanker Mulut

Ilustrasi sel kanker. Studi baru ungkap menghirup aroma buah matang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.Getty Images/Live Science Ilustrasi sel kanker. Studi baru ungkap menghirup aroma buah matang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Mencari alternatif lain

Meski begitu, Ray mengaku bahwa penelitian tersebut mempelajari efek diacetyl sebagai bukti konsep.

Hal tersebut mengingat penelitian lain menunjukkan, menghirup diacetyl menyebabkan perubahan sel saluran napas dan bahkan menimbulkan penyakit paru-paru yang disebut bronkiolitis obliteratif atau paru-paru popcorn.

"Senyawa ini mungkin bukan kandidat yang sempurna untuk terapi," ucap Ray.

"Kami sedang berupaya mengidentifikasi volatil lain yang menyebabkan perubahan ekspresi gen," tambahnya.

Baca juga: Kisah Zac Yarbrough, Pria yang Berjuang Sembuh Melawan Kanker Payudara Stadium 4

Belum diketahui dampak jangka panjang

Keterbatasan lain yakni tidak diberikan analisis menyeluruh tentang mekanisme yang mendasarinya.

Mekanisme tersebut dapat menjelaskan bagaimana bau menginduksi perubahan-perubahan epigenetik pada sel yang jauh dari hidung.

Kemudian, konsekuensi jangka panjang dari paparan berulang-ulang terhadap bau ini tidak tercakup dalam studi praklinis berbasis laboratorium ini.

"Mengingat paparan berulang kali terhadap rasa dan wewangian tertentu, temuan yang diuraikan di sini menyoroti pertimbangan baru untuk mengevaluasi keamanan bahan kimia yang mudah menguap yang dapat melintasi membran sel," tulis para peneliti.

Mungkin aplikasi yang lebih praktis dari penelitian ini adalah di bidang pertanian, karena tanaman juga mengandung enzim HDAC.

Penelitian lain mengungkapkan, tanaman menunjukkan respons yang kuat dan tiba-tiba terhadap bahan kimia serta mudah menguap di udara.

Baca juga: Cerita Titaniaheap, Alami Kanker Rahim Stadium 4 di Usia 24 Tahun dengan Gejala Awal Nyeri Haid

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com