Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prabowo Akan Evaluasi Subsidi Energi untuk Program Makan Siang Gratis, Berapa Anggaran Subsidi Tahun 2024?

Kompas.com - 20/02/2024, 20:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berencana mengevaluasi subsidi energi yang tidak tepat sasaran dan dialihkan untuk program makan siang gratis.

"Subsidi yang tidak tepat sasaran akan dievaluasi dan penghematannya dapat dialokasikan untuk pembiayaan program APBN lainnya," ujar Wakil Ketua TKN Prabowo-Gibran, Eddy Soeparno kepada Kompas.com, Sabtu (17/2/2024).

"Saya tidak pernah mengatakan bahwa subsidi BBM bakal dipangkas, tapi penyaluran subsidi energi perlu dievaluasi agar lebih tepat sasaran," imbuhnya.

Ia menyampaikan, sebanyak 80 persen subsidi energi salah sasaran dan dinikmati oleh mereka yang tidak berhak.

Evaluasi ini dilakukan untuk mengatur kembali agar subsidi lebih tepat sasaran, yakni kepada mereka yang tidak mampu dan membutuhkan seperti UMKM.

Eddy menjelaskan, dengan subsidi yang lebih tepat sasaran maka bisa menghemat Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Selanjutnya, anggaran tersebut digunakan untuk pembiayaan-pembiayaan program lain yang langsung berkaitan dengan kebutuhan rakyat.

Baca juga: 3 Hal yang Perlu Diketahui soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran


Berapa anggaran subsidi energi pemerintah?

Dikutip dari Kompas.com, Senin (19/2/2024), pemerintah menggelontorkan alokasi subsidi energi sebesar Rp 189,10 triliun pada 2024.

Subsidi tersebut terdiri dari anggaran subsidi elpiji 3 kg sebesar Rp 87,5 triliun, anggaran subsidi listrik Rp 75,8 triliun, dan anggaran subsidi BBM jenis tertentu Rp 25,8 triliun.

BBM subsidi adalah bahan bakar minyak yang dibantu pemerintah melalui penggunaan dana APBN.

Oleh karena itu, pemerintah juga terlibat langsung untuk menentukan harga BBM Pertamina sekaligus menjamin ketersediaannya di pasar domestik.

Selain itu, BBM subsidi hanya diberikan kepada jenis tertentu. Untuk saat ini, ada dua jenis BBM subsidi di Indonesia, yakni:

  • Bensin dengan oktan 90 (Pertalite)
  • Diesel dengan setana 48 (Biosolar)

Kemudian, harga jual komoditinya lebih murah dari harga pasar serta penjualannya pun dibatasi dengan kuota serta hanya dapat digunakan oleh konsumen dari kalangan tertentu.

Sementara itu, terdapat beberapa jenis BBM non-subsidi yang dapat dibeli masyarakat, seperti:

  • Pertamax Turbo
  • Pertamina Dex
  • Dexlite
  • Pertamax
  • Pelumas Fastron
  • Bright Gas.

Baca juga: Beredar Bocoran Kabinet Prabowo-Gibran, AHY Jadi Menko Polhukam dan Terawan Jadi Menkes

Program makan siang gratis menyentuh angka Rp 400 triliun

Sementara itu, berdasarkan informasi yang beredar, kebutuhan anggaran program makan siang gatis nilainya mencapai lebih dari Rp 400 triliun per tahunnya.

"Kita berasumsi bahwa anggaran untuk makan siang gratis itu di sekitar Rp 400 triliun maka akan relatif dibutuhkan tambahan dana selain dari melakukan realokasi subsidi," ujar Ekonom Center of Reform on Economic (Core) Yusuf Rendy Manilet dikutip dari Kompas.com, Senin.

Yusuf melanjutkan, penyesuaian APBN adalah salah satu hal yang wajar dilakukan oleh pemerintahan dalam rangka pemenuhan kebutuhan anggaran program yang dinilai prioritas.

"Sehingga sebenarnya apa yang dilakukan oleh capres nomor urut 2 dalam melakukan pemangkasan subsidi energi bukan hal baru dan juga pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya," tuturnya.

Ia pun mengakui, pemanfaatan anggaran subsidi energi masih menghadapi permasalahan penyaluran yang tidak tepat sasaran, sehingga pemerintah telah melakukan berbagai upaya perbaikan.

"Namun demikian kita juga perlu melihat apakah realokasi anggaran tersebut akan memenuhi target kebijakan belanja atau program makan siang gratis yang diajukan oleh pemerintahan baru dalam hal ini Prabowo dan Gibran tersebut," kata Yusuf.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com