Beberapa analis memperingatkan akan adanya gejolak perekonomian pada kuartal pertama 2024 ini.
Peringatan ini dipicu oleh lemahnya permintaan dari China, lesunya konsumsi masyarakat Jepang, dan terhentinya produksi pada unit Toyota Motor Corp.
Ketiga hal ini diprediksi pengamat akan menghambat pemulihan ekonomi Jepang, setidaknya pada awal tahun 2024.
Ekonom eksekutif senior di Dai-ichi Life Research Institute, Yoshiki Shinke, mengatakan bahwa konsumsi dan belanja modal merupakan pilar utama untuk mendorong permintaan domestik di Jepang.
Shinke juga mengungkapkan, perekonomian Jepang akan terus kekurangan momentum, setidaknya untuk kuartal pertama 2024 tanpa adanya pendorong utama untuk pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Dua Pesawat ANA Bersenggolan di Bandara Osaka, Jepang
Jepang merupakan negara yang miskin sumber daya, mempunyai populasi usia tua yang lebih banyak, dan sangat bergantung pada ekspor, dikutip dari The Guardian.
Di satu sisi, produsen mobil Jepang dan eksportir lainnya mendapat keuntungan dari melemahnya yen karena harga barang menjadi lebih murah di pasar internasional.
Meskipun demikian, di sisi lain, Jepang mengalami krisis tenaga kerja lebih buruk dibanding Jerman dan sedang berjuang mengatasi rendahnya angka kelahiran.
Pemerintah Jepang dianggap telah gagal dalam meningkatkan angka kelahiran di negara matahari terbit tersebut.
Para ahli memprediksi bahwa Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja tingkat kronis.
Kondisi ini diperkirakan akan semakin buruk, bahkan ketika negara ini menerima jumlah pekerja asing yang mencapai rekor tertinggi sekalipun.
Baca juga: Cerita WNI di Jepang Harus Ambil Uang 1 Yen yang Tertinggal di Bank, Biaya Parkir 300 Yen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.