Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Resmi Alami Resesi Ekonomi, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 16/02/2024, 11:00 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jepang secara resmi mengalami resesi ekonomi akibat penurunan tajam mata uang yen selama dua tahun terakhir.

Kepastian Jepang alami resesi disebutkan melalui data yang dirilis Pemerintah Jepang pada Kamis (15/2/2024).

Mata uang Jepang turun hampir seperlima terhadap dollar Amerika Serikat pada tahun 2022 dan 2023. Penurunannya bahkan pernah mencapai angka sebesar 7 persen pada 2023.

Tidak hanya itu, Jepang juga turun peringkat, dari yang semula peringkat tiga sebagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia menjadi peringkat empat.

Perekonomian Jepang, yang kini merupakan perekonomian terbesar keempat di dunia, tumbuh sebesar 1,9 persen pada tahun 2023 dan tidak disesuaikan dengan inflasi.

Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) Jepang mencapai 4,2 triliun dollar Amerika Serikat.

Padahal, selama satu dekade lalu, Jepang masih berada di posisi kedua sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah China.

Baca juga: 4 Kebiasaan Sederhana Orang Jepang untuk Menjaga Berat Badan

Reformasi struktural

Menteri Revitalisasi Perekonomian Yoshitaka Shindo mengatakan bahwa Jerman yang melampaui Jepang menunjukkan pentingnya mendorong reformasi struktural di Jepang.

Menurut Shindo, salah satu bentuk reformasi struktural yang perlu dilakukan adalah memberikan ruang lebih banyak kepada perempuan untuk bekerja penuh waktu (full time) dan menurunkan hambatan terhadap investasi asing.

“Kami akan menerapkan semua langkah kebijakan untuk mendukung kenaikan gaji guna mendorong pertumbuhan yang didorong oleh permintaan pasar,” kata Shindo, dikutip dari The Guardian.

Secara terpisah, profesor ekonomi dari Universitas Tokyo, Tetsuji Okazaki, memperkirakan, Jepang akan kehilangan pengaruhnya dalam perekonomian global.

Okazaki mengatakan bahwa beberapa tahun yang lalu, Jepang memiliki sektor otomotif yang kuat.

Namun, seiring dengan munculnya kendaraan listrik, keunggulan Jepang di sektor otomotif pun akan terguncang.

Hyundai Ioniq 5 Batik resmi meluncur di IIMS 2024. Mobil listrik ini dikhususkan untuk kolektor
Kompas.com/Daafa Alhaqqy Hyundai Ioniq 5 Batik resmi meluncur di IIMS 2024. Mobil listrik ini dikhususkan untuk kolektor

Baca juga: Cerita WNI di Jepang Harus Ambil Uang 1 Yen yang Tertinggal di Bank, Biaya Parkir 300 Yen

Ekonomi Jepang diprediksi masih lesu pada 2024

Beberapa analis memperingatkan akan adanya gejolak perekonomian pada kuartal pertama 2024 ini.

Peringatan ini dipicu oleh lemahnya permintaan dari China, lesunya konsumsi masyarakat Jepang, dan terhentinya produksi pada unit Toyota Motor Corp. 

Ketiga hal ini diprediksi pengamat akan menghambat pemulihan ekonomi Jepang, setidaknya pada awal tahun 2024.

Ekonom eksekutif senior di Dai-ichi Life Research Institute, Yoshiki Shinke, mengatakan bahwa konsumsi dan belanja modal merupakan pilar utama untuk mendorong permintaan domestik di Jepang.

Shinke juga mengungkapkan, perekonomian Jepang akan terus kekurangan momentum, setidaknya untuk kuartal pertama 2024 tanpa adanya pendorong utama untuk pertumbuhan ekonomi.

Baca juga: Dua Pesawat ANA Bersenggolan di Bandara Osaka, Jepang

Faktor non-ekonomi penyebab Jepang resesi

Jepang merupakan negara yang miskin sumber daya, mempunyai populasi usia tua yang lebih banyak, dan sangat bergantung pada ekspor, dikutip dari The Guardian.

Di satu sisi, produsen mobil Jepang dan eksportir lainnya mendapat keuntungan dari melemahnya yen karena harga barang menjadi lebih murah di pasar internasional.

Meskipun demikian, di sisi lain, Jepang mengalami krisis tenaga kerja lebih buruk dibanding Jerman dan sedang berjuang mengatasi rendahnya angka kelahiran.

Pemerintah Jepang dianggap telah gagal dalam meningkatkan angka kelahiran di negara matahari terbit tersebut.

Para ahli memprediksi bahwa Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja tingkat kronis.

Kondisi ini diperkirakan akan semakin buruk, bahkan ketika negara ini menerima jumlah pekerja asing yang mencapai rekor tertinggi sekalipun.

Baca juga: Cerita WNI di Jepang Harus Ambil Uang 1 Yen yang Tertinggal di Bank, Biaya Parkir 300 Yen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com