Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Keluhan Gaji Lulusan SMA dan S1 Sama-sama Upah Minimum, Apa Bedanya?

Kompas.com - 24/01/2024, 15:15 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Keahlian jadi salah satu penentu gaji

Terpisah, konsultan karier dan pencetus platform Jurusanku, Ina Liem menjelaskan, banyak variabel untuk menentukan gaji atau upah seorang pekerja.

Menurut Ina, masalah tersebut tidak hanya dapat dilihat dari tingkat pendidikan para pekerja saja.

"Misalnya, jenis pekerjaan yang dilakukan itu sendiri memerlukan keahlian seperti apa. Kalau memang hanya perlu lulusan SMA, tentunya lulusan S1 boleh mendaftar, tapi harus mau menerima standar gaji yang ditawarkan," ungkapnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu.

Dia menambahkan, jika ingin mengantongi gaji yang lebih banyak, maka calon pekerja harus mencari pekerjaan dengan keahlian lebih tinggi dari tingkat SMA.

Namun, ada pula faktor lainnya, yakni keahlian masing-masing individu. Oleh karenanya, meski lulusan S1, tak jarang digaji setara atau lebih rendah dari tamatan sekolah menengah.

Terutama, terang Ina, jika selama kuliah hanya mencari ijazah, tidak menguasai materi, tidak memiliki sertifikasi, serta tidak menambah soft skill dengan magang, berorganisasi, atau memimpin kelompok.

"Skill (keahlian) yang dimiliki bisa saja setara SMA, tidak berkembang, dan waktu wawancara kelihatan," kata dia.

Namun, jika keahlian sudah lebih tinggi dan sifat pekerjaan jauh lebih sulit dari tingkat SMA, tetapi masih digaji upah minimum, maka permasalahan ada pada perusahaan.

"Perusahaannya yang tidak menghargai value (nilai) yang kita berikan (gaji rendah), ya tinggal cari perusahaan lain. Kalau kita memang sebagus itu, pasti malah jadi rebutan, dan daya tawar kita lebih tinggi," ungkapnya.

Baca juga: Lulusan S1 Daftar CPNS Pakai Ijazah SMA, Bisakah Mengajukan Penyesuaian Pendidikan?

Belum tentu jenjang karier lulusan S1 lebih terbuka

Ina Liem pun membantah anggapan terkait jenjang karier lulusan S1 lebih terbuka daripada SMA.

Menurutnya, bukan tingkat pendidikannya, melainkan apa yang dilakukan selama menuntut ilmulah yang menjadi penentu jenjang karier cepat melesat atau diam di tempat.

"Bagi yang memaksimalkan waktu untuk terus belajar, tidak hanya akademis, jenjang karier akan lebih terbuka," ujar Ina.

Dia melanjutkan, keahlian yang dimiliki para lulusan SMA juga dapat jauh berbeda satu sama lain. 

Hal serupa juga berlaku untuk individu dengan tingkat pendidikan sarjana, belum tentu kualitas yang dihasilkan sama.

"Jadi masalah jenjang karier, variabelnya banyak, tidak hanya jenjang studi formal," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com