Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dokter Tompi dan Spesialis Obgyn soal Perawatan Kecantikan Ibu Hamil, Apa Saja yang Dilarang?

Kompas.com - 12/01/2024, 06:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dokter Irwin juga menegaskan supaya ibu hamil tidak melakukan prosedur filler atau pun botox, terutama selama trimester pertama kehamilan.

"Sebagai gantinya, bisa melakukan perawatan kulit non-invasif seperti facial yang ringan dan aman serta menjaga nutrisi tubuh dengan makan sayur dan buah yang mengandung vitamin C,E, dan E untuk mencerahkan kulit," terang Irwin.

Baca juga: Catat, Ini Waktu Terbaik untuk Jalan Kaki bagi Ibu Hamil

Perawatan yang perlu dihindari selama kehamilan

Beberapa perawatan yang sebaiknya dihindari selama masa kehamilan meliputi:

  • Bedah plastik
  • Body contouring
  • Tummy tuck/abdominoplasty/prosedur operasi plastik untuk menghilangkan kulit dan lemak berlebih pada perut.

"Operasi tidak perlu dilakukan jika tidak mengancam nyawa. Karena yang paling utama adalah keselamatan ibu dan bayi yang dikandung," kata Tompi.

Tak hanya itu, dokter yang juga penyanyi dan pemilik Beyoutiful Aesthetic Clinic ini menyebut ada dua aliran yang dipakai dokter bedah saat melakukan prosedur estetik.

Pertama, aliran konservatif, di mana bedah plastik dilakukan enam bulan pasca ibu berhenti menyusui.

"Mengapa bedah tidak boleh dilakukan selama menyusui dan kemudian diperlukan waktu beberapa bulan setelah stop menyusui, karena karena selama proses menyusui terjadi perubahan hormonal, berat badan, otot maupun kondisi kulit," terang Tompi.

"Jadi buat apa melakukan sesuatu yang nantinya akan hilang karena tubuh belum kembali normal?" tanya dia.

Sementara itu, aliran kedua, dokter sudah boleh melakukan prosedur estetik setelah 1,5 bulan ibu melahirkan.

"Saya tidak sedang berbicara mana yang benar dan salah dari dua kubu tersebut. Karena, masing-masing punya scientific base. Tergantung dokternya menganut yang mana. Kalau saya masih menganut aliran konservatif," imbuhnya.

Sementara itu,  Irwin menyebut, pasca melahirkan lebih baik perempuan menikmati momentum menjadi ibu.

"Tindakan bedah atau operasi selama kehamilan hanya diizinkan dengan indikasi medis. Kalau hanya sekadar untuk estetika, kita tunda. Dan, operasi saat hamil sangat tidak tidak dianjurkan apalagi saat kandungan baru memasuki usia tiga sampai empat bulan," katanya.

Irwin menambahkan, operasi estetik bisa dilakukan setelah melahirkan, itupun juga dengan jarak waktu tertentu, minimal enam bulan hingga satu tahun.

"Karena enam bulan pasca melahirkan adalah masa adaptasi dengan kondisi tubuh yang baru," ujar Irwin.

Baca juga: Muncul Garis Vertikal Hitam di Perut meski Tidak Sedang Hamil, Apa Penyebabnya?

Ibu hamil harus berhati-hati memilih treatment kecantikan selama masa kehamilan.Unsplash/Toro Tseleng Ibu hamil harus berhati-hati memilih treatment kecantikan selama masa kehamilan.

Tips perawatan tubuh selama kehamilan

Dalam kesempatan sama, Tompi juga memberikan beberapa tips perawatan kecantikan yang aman dilakukan ibu hamil, seperti:

  1. Cuci wajah dengan sabun: Selama kehamilan, kulit cenderung lebih kering, sehingga ibu hamil disarankan menggunakan pelembap khusus atau moisturizer yang tidak mengandung bahan kimia berbahaya.
  2. Menggunakan tabir surya dengan SPF yang sesuai: Sangat penting untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV yang dapat menyebabkan hiperpigmentasi. Untuk iklim Indonesia, SPF 20 ++ atau pun 30 ++ sudah mencukupi untuk perlindungan. Sunblock wajib dipakai untuk menjaga skin barrier. Selama kehamilan kulit lebih tipis, lebih sensitif, sehingga paparan sinar Matahari bisa merangsang tumbuhnya melasma.
  3. Facial: Tindakan ini aman dilakukan selama tidak ada tindakan yang mengakibatkan nyeri pada wajah.
  4. Untuk botox, filler, tummy tuck, body countoring, dilakukan setelah melahirkan dan berhenti menyusui.

Sedangkan tips dari Irwin adalah:

  1. Sebelum melakukan perawatan kecantikan apa pun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.
  2. Hindari memakai produk skincare yang mengandung retinoid, merkuri, dan asam salisilat.
  3. Ibu hamil sebaiknya menghindari aktivitas sauna karena berisiko mengalami overheating. Suhu yang terlalu panas dapat membuat calon janin tidak dapat bertahan di rahim jika dilakukan pada trimester pertama.
  4. Hindari juga body wrapping yaitu membungkus area tubuh tertentu seperti perut atau paha untuk menghilangkan lemak
  5. Tidak memakai produk pelurus rambut karena sebagian produk di pasaran mengandung formaldehida. Kandungan ini dapat masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi (dihirup), ditelan atau diserap kulit
  6. Daripada melakukan treatment DNA Salmon atau suntik vitamin C, lebih baik mengonsumsi ikan salmon secara langsung atau makan buah yang mengandung vitamin C untuk menjaga nutrisi tubuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com