Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/12/2023, 12:30 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Kucing menjadi salah satu hewan peliharaan yang populer. Mereka ada di seluruh benua, kecuali benua Antartika.

Kucing telah lama berperan penting bagi masyarakat manusia sebagai agen pengendali hama, obyek bernilai simbolis, hingga menjadi hewan pendamping.

Namun, hanya sedikit yang diketahui tentang proses domestikasi dan penyebaran awal teman berbulu ini ke seluruh dunia.

Baca juga: 5 Mitos tentang Kucing Belang Tiga, Dianggap sebagai Penghasil Uang

Lantas, bagaimana kucing bisa menyebar ke seluruh dunia?

Sejarah awal menurut penelitian

Dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Nature, rahasia awal penyebaran terletak pada DNA kucing purba, yang ditelusuri oleh tim ilmuwan ribuan tahun yang lalu.

Para peneliti menggunakan analisis DNA kuno dari sisa-sisa arkeologi kucing yang tersebar secara geografis dan temporal.

Diketahui bahwa populasi Felis silvestris lybica (kucing liar Afrika) di Near East dan Mesir berkontribusi terhadap kumpulan gen kucing domestik pada masa sejarah yang berbeda.

Baca juga: Manfaat Memelihara Kucing untuk Mengurangi Stres Menurut Penelitian


Meskipun penaklukan kucing di seluruh dunia dimulai pada periode Neolitikum di Near East, penyebarannya memperoleh momentum selama periode Klasik, ketika kucing Mesir berhasil menyebar ke seluruh Dunia.

Pola perluasan dan wilayah jelajahnya menunjukkan penyebaran manusia di sepanjang rute perdagangan dan konektivitas maritim dan darat.

Varian warna bulu ditemukan dengan frekuensi tinggi hanya setelah Abad Pertengahan, berkat adanya perkembangbiakan kucing.

Karena kurangnya sisa-sisa kucing dalam catatan arkeologi, hipotesis saat ini tentang domestikasi kucing awal hanya bergantung pada beberapa studi kasus zooarkeologi.

Baca juga: Mengenal Kucing Busok, Ras Asli Indonesia yang Diakui Dunia

Kucing menyebar ke seluruh dunia

Ilustrasi sejarah penyebaran kucing ke seluruh dunia.iStockphoto/w-ings Ilustrasi sejarah penyebaran kucing ke seluruh dunia.

Dilansir dari laman Business Insider, semua dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu di wilayah yang sekarang menjadi negara Turki modern.

Berdasarkan analisis DNA, diketahui bahwa di sinilah kemungkinan besar nenek moyang kucing liar berasal.

Kucing liar terbukti efektif mengendalikan hewan pengerat bagi para peternak awal. Ketika revolusi pertanian menyebar, kucing pun ikut serta.

Baca juga: Jangan Sampai Salah, Ini Perbedaan Kucing Anggora dan Persia

Pada 2.500 SM, hewan ini telah mencapai Siprus yang sebelumnya belum pernah ada kucing sama sekali. Selama beberapa ribu tahun berikutnya, mereka menemani manusia ke utara menuju Bulgaria dan Rumania.

Pada 800 SM, kucing menemukan kehidupan yang lebih luas di Mesir. Mereka tidak hanya populer, tetapi juga menjadi obyek pemujaan.

Kucing Mesir, khususnya, menjadi populer di kalangan orang Romawi dan Viking yang membawa kucing ke kapal mereka untuk pengendalian hama.

Baca juga: Alasan Kucing Peliharaan Bersembunyi Ketika akan Mati

Kedua kelompok inilah yang kemudian mengambil alih revolusi kucing, membantu menyebarkannya ke seluruh Afrika, Eropa, dan Asia.

Pada saat orang-orang Eropa berlayar ke Amerika, sudah hal yang umum jika kucing menjadi teman di kapal.

Saat ini, kucing telah ada hampir di seluruh dunia, dan mungkin beberapa di antaranya sedang bersama Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Venezuela Akan Jadi Negara Pertama yang Kehilangan Gletser, Berikutnya Indonesia

Tren
Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Film Vina: Sebelum 7 Hari Dikritik, Ini Kata Lembaga Sensor Film

Tren
4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

4 Dokumen yang Dibawa Saat UTBK SNBT 2024 Gelombang 2, Apa Saja?

Tren
Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Pj Gubernur Jabar Perketat Pelaksanaan Study Tour, Simak Aturannya

Tren
Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Kasus Perempuan yang Meninggal usai Cabut Gigi Berlanjut, Suami Akan Laporkan Klinik ke Polisi

Tren
Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Daftar 19 Operasi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024

Tren
Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Jasa Raharja Beri Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Subang, Ini Besarannya

Tren
Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Media Asing Soroti Penampilan Perdana Timnas Sepak Bola Putri Indonesia di Piala Asia U17 2024

Tren
Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Seorang Bocah Berusia 7 Tahun Meninggal Setelah Keracunan Mi Instan di India

Tren
Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Apa Itu KRIS? Pengganti Kelas BPJS Kesehatan per 30 Juni 2025

Tren
Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Kata Media Asing soal Kecelakaan di Subang, Soroti Buruknya Standar Keselamatan di Indonesia

Tren
Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Pendaftaran STIS 2024 Dibuka 15 Mei, Total 355 Kuota, Lulus Jadi CPNS

Tren
Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Mencari Bus Pariwisata yang Layak

Tren
DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

DNA Langka Ditemukan di Papua Nugini, Disebut Bisa Kebal dari Penyakit

Tren
Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Duduk Perkara Komika Gerallio Dilaporkan Polisi atas Konten yang Diduga Lecehkan Bahasa Isyarat

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com