Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang 19 Tahun Gempa dan Tsunami Aceh 2004...

Kompas.com - 26/12/2023, 07:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Bahkan, Kapal PLTD Apung yang berada di laut terseret ke tengah daratan hingga 5 kilometer dari kawasan perairan.

Baca juga: BMKG Bentuk Tsunami Ready Community untuk Atasi Ancaman Tsunami, Apa Itu?

Penyebab gempa dan tsunami Aceh 2004

Tak hanya Indonesia, pantai-pantai di Sri Lanka, India, Thailand, Malaysia, Somalia, Bangladesh, Maladewa, dan Kepulauan Cocos juga tersapu tsunami.

Namun, Indonesia menjadi negara dengan dampak paling parah.

Diberitakan Kompas.com (26/12/2018), gempa yang memicu tsunami itu disebabkan oleh interaksi lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Pergeseran batuan secara tiba-tiba memicu gempa disertai pelentingan batuan, sehingga terjadi di bawah pulau dan dasar laut.

Dasar samudera yang naik di atas palung Sunda kemudian mengubah dan menaikkan permukaan air laut di atasnya.

Akibatnya, permukaan datar air laut di pantai barat Sumatera ikut terpengaruh dan mengalami penurunan muka air laut.

Proses itu menggoyang air laut hingga menimbulkan gelombang laut yang disebut tsunami. Ukuran gelombangnya bisa beberapa puluh sentimeter hingga puluhan meter.

Baca juga: 7 Tsunami Mematikan di Indonesia pada Rentang 1990-2000, Ada di Mana Saja?

Gempa dan tsunami Aceh dalam kenangan

Sepanjang 2005-2009, proses rekonstruksi dan rehabilitasi dilakukan untuk memulihkan kembali kondisi Kota Aceh yang porak poranda dihantam tsunami.

Selama itu, banyak rumah bantuan didirikan, termasuk berbagai infrastruktur dan fasilitas umum.

Untuk mengenang bencana besar di Indonesia itu, dibangun sebuah museum di Kota Banda Aceh yang diberi nama Museum Tsunami Aceh.

Museum itu dirancang oleh Ridwan Kamil selaku arsitek.

Di dalamnya, Museum Aceh menyuguhkan diorama yang menggambarkan peristiwa tsunami terjadi. Daftar panjang nama korban juga terukir di bangunan itu.

Museum Tsunami Aceh bukan hanya menjadi situs untuk mengenang keganasan gempa dan tahun tsunami, tetapi juga menjadi pusat pembelajaran dan pendidikan kebencanaan bagi masyarakat.

(Kompas.com/ Aswab Nanda Pratama, Nur Rohmi Aida, Luthfia Ayu Azanella, | Editor: Bayu Galih, Rizal Setyo Nugroho).

Baca juga: Letusan Gunung Krakatau 140 Tahun yang Lalu, Memicu Tsunami Besar dan Mengubah Cuaca Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com