Senada, dokter spesialis kandungan dan kebidanan di RSIA Anugerah Semarang, Indra Adi Susianto mengatakan, tertawa dapat melepaskan hormon stres yang baik untuk ibu dan janin.
"Hormon stres ibu akan terlepas, sehingga lebih rileks. Hal itu akan membuat aliran darah ke area plasenta menjadi lebih kaya," jelas Indra, saat dihubungi secara terpisah, Sabtu.
Selain itu, meski rahim berguncang saat ibu tertawa, bayi dalam kandungan dilindungi dengan air ketuban yang mengelilinginya.
Air ketuban, menurut Indra, membantu meredam getaran ketika sang ibu tertawa terbahak-bahak.
"Perasaan tertekan pada perut saat tertawa dalam waktu lama adalah hal yang wajar. Kemungkinan tertawa menjadi penyebab kelahiran prematur cukup rendah," kata dia.
Oleh karenanya, selama tidak ada rasa sakit terus-menerus di perut bawah, tidak masalah untuk melepaskan tawa selama kehamilan.
Baca juga: Apa Itu Asam Sulfat yang Salah Disebut Gibran Penting untuk Ibu Hamil?
Kendati demikian, ibu hamil perlu berhati-hati agar tidak terjatuh saat melontarkan tawa yang terbahak-bahak.
Sebab, gerakan apa pun termasuk tertawa, berpindah posisi dari duduk menjadi berdiri dengan cepat, atau batuk dapat mengundang rasa nyeri.
Gerakan tersebut akan meregangkan ligamen rotundum, jaringan menyerupai pita elastis yang berperan menghubungkan antara tulang dan rahim bagian bawah, sehingga membuatnya berkontraksi dengan cepat.
"Nyeri ligamen pemegang rahim bagian bawah ini hanya berlangsung selama beberapa detik," ungkap Indra.
Jika ibu hamil mengalami hal ini, kata Indra, istirahat adalah salah satu cara terbaik untuk membantu mengatasi rasa sakit.
Mengubah posisi secara perlahan juga memungkinkan ligamen meregang lebih bertahap, sehingga membantu meringankan rasa sakit.
"Ibu dapat latihan peregangan setiap hari, yang paling umum dilakukan dengan meletakkan tangan dan lutut di lantai, dan menundukkan kepala ke lantai," jelasnya.
Namun, jika rasa sakit terus berlanjut setelah istirahat atau peregangan, segera ke rumah sakit untuk memeriksakan diri.
"Jika rasa sakit disertai dengan pendarahan, kram, demam, menggigil, mual, muntah, atau perubahan keputihan," tutur Indra.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.