Sebagai gambaran, satu buah pisang kuning mengandung 6,35 gram pati. Sedangkan, saat terlalu matang, kandungan pati turun menjadi hanya 0,45 gram.
Proses ini membuat tekstur pisang menjadi lebih lembek dengan rasa yang jauh lebih manis daripada tingkat kematangan sebelumnya.
Di sisi lain, pisang berukuran sedang yang terlalu matang mengandung 17,4 gram gula total. Sementara pisang kuning dengan ukuran yang sama hanya mengandung 14,4 gram gula.
Artinya, hanya dengan mendiamkan pisang lebih lama, terjadi peningkatan 3 gram gula yang sebagian besar berasal dari gula sederhana yakni fruktosa dan glukosa.
Kondisi tersebut dapat meningkatkan asupan gula dalam tubuh, terutama jika terlalu banyak mengonsumsinya.
Baca juga: 5 Efek Samping Konsumsi Nangka, Waspadai Potensi Kantuk Berlebih
Sebuah studi dalam jurnal Diabetic Medicine menemukan, penderita diabetes memiliki respons glikemik yang lebih rendah terhadap pisang kurang matang daripada pisang kematangan.
Dengan demikian, kadar glukosa darah mereka tidak akan melonjak terlalu tinggi jika mengonsumsi pisang kurang matang.
Sebaliknya, kadar gula darah akan cenderung naik jika penderita diabetes memilih untuk mengonsumsi pisang berwarna coklat.
Hal tersebut dikarenakan pisang terlalu matang lebih banyak mengandung gula sederhana daripada pisang kuning.
Jika khawatir dengan konsumsi gula atau kadar gula darah, sebaiknya pilih pisang kuning atau yang tidak terlalu matang.
Pisang kematangan lebih rendah serat, hanya memiliki 1,9 gram per buah atau sekitar 7 persen dari asupan yang direkomendasikan setiap hari.
Dibandingkan pisang kuning, kandungan seratnya tercatat sebanyak 3,1 gram atau sekitar 11 persen dari asupan yang direkomendasikan.
Penurunan asupan serat turut memperlambat proses yang tengah berjalan dalam saluran pencernaan.
Namun, dilansir dari Healthline, banyak orang mengatakan bahwa pisang terlalu matang lebih mudah untuk dicerna dibandingkan pisang kuning.