Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 1672, Perdana Menteri Belanda Dimakan oleh Gerombolan Massa yang Marah

Kompas.com - 10/12/2023, 12:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Upaya pembunuhan terhadap Johan de Witt

Pada 21 Juni 1672, seorang pembunuh menikam De Witt, melukainya dengan parah.

De Witt kemudian mengundurkan diri dari kepemimpinannya selama 20 tahun, namun orang-orang yang bersekongkol melawannya masih belum puas.

Pada saat yang sama, saudara laki-lakinya, Cornelis, ditangkap atas tuduhan palsu berencana membunuh William III. Ia kemudian dibawa ke penjara di Den Haag dan disiksa.

Sesuai dengan kebiasaan pada saat itu, penyiksaan hanyalah bagian biasa dari pemenjaraan, yang digunakan sebagai sarana untuk memaksa pengakuan dari terpidana.

Tentu saja, tidak menjadi masalah apakah pengakuan tersebut benar atau tidak, selama orang tersebut mengakui apa pun, penyiksaan dianggap dapat dibenarkan.

Namun demikian, lantaran tak ingin melakukan kudeta atas Johan de Witt, Cornelis menolak mengaku dan ia kemudian dijatuhi hukuman pengasingan.

Tak lama setelah hukuman tersebut, Johan de Witt pergi ke penjara untuk membantu saudaranya mempersiapkan perjalanan.

Baca juga: Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan antara Holland dan Belanda

Johan de Witt dibunuh dan dimutilasi oleh massa

Saat mengunjungi saudara laki-lakinya di penjara, de Witt akhirnya dibunuh, tepat pada tanggal 20 Agustus 1672, oleh massa yang berkumpul di luar penjara, dikutip dari Historyextra (19/3/2019).

Kedua saudara laki-laki tersebut kemudian digantung dan dimutilasi.

Menurut beberapa laporan, kedua bersaudara itu ditelanjangi, dimutilasi, dan hati mereka diambil serta dimakan. 

Bahkan ada seorang pria yang konon memakan bola matanya.

Meskipun ceritanya mungkin dilebih-lebihkan, pada masa itu warga memang sering kali membawa "cinderamata" hasil eksekusi, seperti orang yang mencelupkan saputangan ke dalam darah Raja Charles I.

Tidak diketahui apakah William III dari Orange terlibat dalam pembunuhan tersebut atau tidak.

Namun pembunuhan keji terhadap seseorang yang oleh sejarah dinilai sebagai pemimpin yang sangat kompeten ini dianggap oleh Belanda sebagai salah satu episode paling memalukan dalam sejarah mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com