Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Perempuan Terinfeksi Cacar Monyet? Ini Penjelasannya

Kompas.com - 26/11/2023, 07:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melaporkan jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox di Indonesia.

Berdasarkan data Rabu (22/11/2023), jumlah kasus cacar monyet saat ini mencapai 57 pasien.

Dilansir dari laman Kemenkes, DKI Jakarta menjadi wilayah yang menyumbang jumlah kasus cacar monyet terbanyak dengan 42 pasien.

Wilayah lain yang juga ditemukan cacar monyet adalah Banten 6 kasus, Jawa Barat 6 kasus, Jawa Timur 2 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus.

Baca juga: UPDATE Sebaran dan Jumlah Kasus Cacar Monyet Indonesia per November 2023, Satu Orang Meninggal Dunia

Cacar monyet dialami oleh laki-laki

Dari temuan kasus di Indonesia, Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes, dr Farchanny mengatakan, mayoritas kasus cacar monyet di Indonesia disertai penyakit penyerta.

Sebanyak 39 kasus adalah orang dengan HIV (ODHIV) disusul penyakit sipilis 16 kasus, hipertensi 2 kasus, herpes 2 kasus, dan TBC 2 kasus.

Di sisi lain, Farchanny juga menyampaikan, keseluruhan kasus cacar monyet di Indonesia dialami oleh laki-laki.

Rentang usia terbanyak yang mengalami cara monyet adalah kelompok 30-39 tahun diikuti rentang usia 25-29 tahun.

"Memiliki perilaku seks banyak pasangan dan berganti ganti pasangan dengan orientasi seksual terbanyak lelaki seks dengan lelaki (LSL)," ujar Farchanny.

Lantas, bisakah perempuan terinfeksi cacar monyet?

Baca juga: Kronologi Kematian Pasien Cacar Monyet Pertama di Indonesia, Disebabkan Komorbid Berat

Potensi perempuan terinfeksi cacar monyet

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Tropik Infeksi RSCM, Jakarta dr Robert Sinto menuturkan, perempuan tidak memiliki perlindungan terhadap cacar monyet.

Oleh karena itu perempuan tetap berpotensi terinfeksi penyakit tersebut walau kemungkinan jumlah kasusnya kecil.

"Tidak ada perlindungan bagi wanita untuk terkena monkey pox karena wanita juga bisa terkena monkey pox walau kasusnya lebih kecil," ujar Robert dalam konferensi pers daring, Kamis (23/11/2023).

Robert menjelaskan, sekitar 3-4 persen perempuan di luar negeri terkonfirmasi terinfeksi cacar monyet. Bahkan, ditemukan juga kasus cacar monyet pada anak di Amerika Serikat (AS).

"Karena tadi proses penularan adalah kontak erat. Jadi, kontak erat yang terjadi dalam hubungan rumah atau household contact juga bisa menularkan. Itu yang terjadi di Amerika," ujar Robert.

"Sehingga sebetulnya tidak ada satupun yang bisa terhindar dari monkexpox selama melakukan kontak erat dengan yang sudah terinfeksi monkeypox," tambahnya.

Baca juga: Gejala Cacar Monyet dan Kapan Seseorang Harus Menjalani Pemeriksaan?

Kemenkes temukan kasus kontak erat pada perempuan

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengonfirmasi bahwa Kemenkes sempat menemukan perempuan yang punya kontak erat dengan kasus cacar monyet.

"Ada, tapi negatif," ujarnya ketika dihubungi Kompas.com, Sabtu (25/11/2023).

Nadia hanya menyampaikan bahwa cara pencegahan cacar monyet pada perempuan sama dengan pada laki-laki.

"Terutama saat ini hubungan seksual," kata Nadia.

Dilansir dari Kontan, Kamis (2/11/2023), masyarakat bisa mencegah cacar monyet dengan beberapa cara, di antaranya sebagai berikut:

  • Menjalankan pola hidup bersih dan sehat, seperti cuci tangan menggunakan air dan sabun atau memakai pembersih tangan mengandung alkohol
  • Hindari kontak langsung dengan tikus atau primata dan membatasi pajanan langsung dengan darah atau daging yang tidak dimasak dengan baik
  • Hindari kontak fisik dengan orang yang terinfeksi atau material yang terkontaminasi, termasuk tempat tidur atau pakaian yang sudah dipakai penderita
  • Hindari kontak dengan hewan liar atau mengkonsumsi daging yang diburu dari hewan liar
  • Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit cacar monyet agar segera memeriksakan diri jika mengalami gejala dalam waktu kurang dari 3 minggu setelah pulang, serta menginformasikan kepada petugas kesehatan tentang riwayat perjalanannya
  • Petugas kesehatan dianjurkan menggunakan sarung tangan, masker dan baju pelindung saat menangani pasien atau binatang yang sakit untuk mencegah penularan cacar monyet.

Baca juga: Penularan Cacar Monyet Selain Lewat Kontak Seksual

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com