Basuki menceritakan, Mueen termasuk di antara beberapa orang Palestina yang menerima beasiswa BSMI untuk menempuh pendidikan di Indonesia pada 2009.
Proses seleksi beasiswa seluruhnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.
"Dokter Mueen ikut dan lulus terbaik, sehingga terpilih menjadi penerima beasiswa. Dia sendiri sebelumnya lulus sarjana dokter di Nigeria," ungkapnya.
Saat itu, Mueen membawa istri dan ketiga anaknya yang masih kecil ke Indonesia.
Di Indonesia, dia sempet menempuh pendidikan S2 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyrakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (2010) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo (2013).
"Beliau selama pendidikan ini santun, baik, tidak pernah bicara politik. Cita-cita dia memperbaiki taraf kesehatan di gaza," kata Basuki.
Baca juga: Pejabat Tinggi HAM PBB Mundur, Kecewa pada PBB yang Tak Bisa Atasi Serangan Israel ke Gaza
Sementara itu, Kepala Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran UNS Periode 2015-2019, Purwoko membenarkan, Mueen tercatat sebagai mahasiswa pada 2013-2018.
"Dokter Mueen sebelum menjalani PPDS di Solo, dia sudah lulus di FKKMK UGM, kemudian mendaftar ke sini (UNS)," kata Purwoko dalam konferensi pers di Fakultas Kedokteran UNS, Rabu.
Menurutnya, Mueen merupakan sosok yang baik dan santun selama menjalani pendidikan dokter.
Baca juga: Biaya Kuliah Mahasiswa yang Diterima Melalui Seleksi Mandiri UNS 2023
Namun, Mueen pernah mengutarakan niatnya untuk mengundurkan diri karena kendala bahasa.
"Pada saat semester 2, dia sempat mau mundur karena masalah bahasa, ngomongnya di sini terlalu cepat," kata dia.
"Tapi akhirnya pelan-pelan saya beritahu, bahwa tenaganya dibutuhkan di Gaza, akhirnya bisa lulus meskipun sampe sembilan semester," tuturnya.
Mueen pun lulus dari UNS pada 2018. Namun, dia tidak ikut wisuda karena terburu-buru pulang ke Palestina.
"Ada kabar bahwa Rafah dibuka Agustus 2018, saat itu wisuda bulan September. Saya suruh nunuggu, dia gak bisa karena lebih mementingkan bisa pulang ke sana, daripada ijazahanya. Jadi ijazahnya diurus Bulan Sabit Merah Indonesia," jelas dia.
Baca juga: Krisis Gaza dan Daftar Negara yang Tarik Dubesnya dari Israel, Mana Saja?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.