Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang dr Mueen, Alumni UGM dan UNS yang Jadi Korban Serangan Israel di Gaza

Kompas.com - 08/11/2023, 19:00 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

Basuki menceritakan, Mueen termasuk di antara beberapa orang Palestina yang menerima beasiswa BSMI untuk menempuh pendidikan di Indonesia pada 2009.

Proses seleksi beasiswa seluruhnya dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza.

"Dokter Mueen ikut dan lulus terbaik, sehingga terpilih menjadi penerima beasiswa. Dia sendiri sebelumnya lulus sarjana dokter di Nigeria," ungkapnya.

Saat itu, Mueen membawa istri dan ketiga anaknya yang masih kecil ke Indonesia.

Di Indonesia, dia sempet menempuh pendidikan S2 di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyrakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (2010) dan Program Pendidikan Dokter Spesialis Anestesi di Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS) Solo (2013).

"Beliau selama pendidikan ini santun, baik, tidak pernah bicara politik. Cita-cita dia memperbaiki taraf kesehatan di gaza," kata Basuki.

Baca juga: Pejabat Tinggi HAM PBB Mundur, Kecewa pada PBB yang Tak Bisa Atasi Serangan Israel ke Gaza

Sempat mau mundur pada semester 2

Sementara itu, Kepala Program Studi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran UNS Periode 2015-2019, Purwoko membenarkan, Mueen tercatat sebagai mahasiswa pada 2013-2018.

"Dokter Mueen sebelum menjalani PPDS di Solo, dia sudah lulus di FKKMK UGM, kemudian mendaftar ke sini (UNS)," kata Purwoko dalam konferensi pers di Fakultas Kedokteran UNS, Rabu.

Menurutnya, Mueen merupakan sosok yang baik dan santun selama menjalani pendidikan dokter.

Baca juga: Biaya Kuliah Mahasiswa yang Diterima Melalui Seleksi Mandiri UNS 2023

Namun, Mueen pernah mengutarakan niatnya untuk mengundurkan diri karena kendala bahasa.

"Pada saat semester 2, dia sempat mau mundur karena masalah bahasa, ngomongnya di sini terlalu cepat," kata dia.

"Tapi akhirnya pelan-pelan saya beritahu, bahwa tenaganya dibutuhkan di Gaza, akhirnya bisa lulus meskipun sampe sembilan semester," tuturnya.

Mueen pun lulus dari UNS pada 2018. Namun, dia tidak ikut wisuda karena terburu-buru pulang ke Palestina.

"Ada kabar bahwa Rafah dibuka Agustus 2018, saat itu wisuda bulan September. Saya suruh nunuggu, dia gak bisa karena lebih mementingkan bisa pulang ke sana, daripada ijazahanya. Jadi ijazahnya diurus Bulan Sabit Merah Indonesia," jelas dia.

Baca juga: Krisis Gaza dan Daftar Negara yang Tarik Dubesnya dari Israel, Mana Saja?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com