Dosen Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada Jayan Senanuhady menjelaskan, saat mengisi bahan bakar, uap bensin akan keluar dari tangki mobil.
Menurutnya selama uap tersebut tidak bertemu dengan sumber panas maka kecil kemungkinan terjadi kebakaran. Pihaknya membantah jika ponsel bisa menjadi sumber panas.
"Saat ponsel di-charger pun, normalnya suhu ponsel tak akan meningkat sangat tinggi. Kecuali ponselnya rusak ya," kata Jayan kepada Kompas.com, Minggu (5/11/2023).
Oleh sebab itu, menurutnya peringatan dilarang menggunakan ponsel yang selama ini ada di SPBU menurutnya adalah peringatan untuk pencegahan.
Sementara itu dihubungi terpisah, Peneliti Ahli Utama di Pusat Penelitian Telekomunikasi-BRIN dan Ketua Perhimpunan Periset Indonesia (PPI) Jawa Barat Yuyu Wahyu juga menjelaskan hal serupa.
Ia mengatakan, apabila ponsel dalam kondisi normal maka menyalakannya di dekat pengisian bensin tidak akan menimbulkan kejadian apa-apa.
Menurut dia, ponsel hanya memancarkan gelombang elektromagnetik dalam jumlah kecil.
Selain itu, menurutnya dalam kehidupan sehari-hari terdapat gelombang elektromagnetik bertebaran dari pancaran tower Base Transceiver Station (BTS).
"Kita memang dihujani gelombang elektromagnetik di sekitaran, tapi gelombangnya kecil, tapi kan nggak ada kebakaran," ujarnya.
Menurutnya, selama ponsel dalam kondisi normal, sebenarnya tidak akan menyebabkan kebakaran saat berada di SPBU.
"Ponsel itu hanya (memancarkan) gelombang elektromagnetik nggak menyebabkan kebakaran," ujarnya
Namun, ia mengatakan, jika ponsel dalam kondisi yang sudah rusak, bisa saja kebakaran terjadi saat di SPBU.
"Kalau handphonenya sudah jelek, mungkin ada percikan di dalamnya di sekitar baterai ada bad contact, dia bisa meledak. Kalau nggak (ada percikan), nggak papa," ujarnya.
Pihaknya menyebut memang untuk lebih amannya, arahan di SPBU untuk jangan menyalakan ponsel di dekat pom bensin sebaiknya tetap harus diikuti.
Baca juga: Kata Pertamina soal Angkot yang Terbakar Saat Isi Ulang BBM di SPBU Sukabumi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.