Gurita mungkin tidak terlihat seperti hewan cerdas, namun penelitian menemukan bahwa jenis cephalopoda tertentu memiliki rasa ingin tahu yang besar dan kemampuan memecahkan masalah.
Dalam sebuah percobaan, seekor gurita dapat menemukan cara membuka tutup wadah untuk mengambil potongan makanan lezat di dalamnya.
Di percobaan lain, seekor gurita belajar mengenali individu manusia, merespons secara positif terhadap orang yang ramah dan mengabaikan orang yang bersifat tidak ramah.
Baca juga: Mengapa Gurita dan Cumi-cumi Berdarah Biru?
Sebagian besar hewan dapat mempelajari berbagai tugas rumit, namun kesadaran diri (kemampuan mengenali diri sendiri di cermin) yang membedakan mereka dalam skala kecerdasan.
Banyak hewan lain, seperti anjing dan kucing, percaya bahwa bayangan mereka adalah hewan lain dan bereaksi sesuai dengan hal tersebut. Sedangkan gajah dapat mengenalinya.
Gajah juga sangat sosial dan penuh kasih sayang, sering bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam kawanannya.
Baca juga: Penemu Fosil Gading Gajah Purba Disebut Dapat Imbalan Rp 1 Juta, Ini Kata Pihak Museum
Burung gagak adalah contoh nyata bahwa yang penting bukanlah ukuran otak, melainkan bagaimana cara menggunakannya.
Dilansir dari laman BBC Science Focus, gagak dapat belajar dengan cepat, dan penelitian menunjukkan bahwa gagak berusia empat bulan bisa sama cerdasnya dengan kera dewasa.
Burung gagak juga memiliki ingatan yang sangat baik dan dapat mengingat wajah manusia, mengidentifikasi orang-orang tertentu sebagai teman dan orang lain sebagai musuh.
Baca juga: Bukan Hanya Penguin, Ini 7 Burung yang Punya Sayap tapi Tidak Bisa Terbang
Banyak burung yang bisa meniru ucapan manusia, namun burung beo abu-abu Afrika dikatakan sebagai pembicara yang paling ulung.
Eksperimen juga membuktikan bahwa mereka memahami kata-kata dan dapat melakukan beberapa tugas kognitif yang bahkan melampaui kemampuan manusia berusia 5 tahun.
Pada 2019, seekor beo bernama Griffin menyelesaikan eksperimen yang mengharuskannya menyimpulkan di mana kacang disembunyikan di dalam cangkir berdasarkan cangkir mana yang dia lihat kosong.
Dia selalu berhasil memilih cangkir yang dijamin berisi kacang, kecuali para peneliti mencoba membuatnya bertaruh dengan peluang 50-50.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.