Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerhana Matahari Cincin 14-15 Oktober 2023, Ini Daftar Wilayah yang Terdampak

Kompas.com - 13/10/2023, 14:30 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gerhana Matahari cincin akan menjadi salah satu fenomena astronomis yang terjadi di bulan ini, tepatnya pada 14-15 Oktober 2023.

Saat terjadi gerhana Matahari cincin, Bulan akan tampak sedikit lebih kecil dari Matahari, sehingga tidak dapat menutupi seluruh piringan. Hasilnya akan terlihat “cincin api” yang indah, menurut Space, Sabtu (7/10/2023).

Lantas, bagaimana terjadinya gerhana Matahari cincin dan bisakah dilihat dari Indonesia?

Baca juga: Sederet Mitos Gerhana Bulan Malam Ini, Larangan bagi Ibu Hamil hingga Kontaminasi Makanan


Proses terjadinya gerhana Matahari cincin

Gerhana Matahari cincin yang akan terjadi pada 14-15 Oktober 2023 ini tidak akan menggelapkan langit seperti gerhana Matahari total pada 21 Agustus 2017.

Gerhana Matahari terjadi ketika Bulan baru berada tepat di antara Bumi dan Matahari dan bayangannya mengenai Bumi.

Gerhana Matahari cincin terjadi ketika Bulan tampak relatif kecil di langit, sehingga tidak dapat menutupi seluruh piringan Matahari. Akibatnya, ini meninggalkan cincin luar tipis yang sering disebut “cincin api”.

Kemudian, kemampuan Bulan dalam menutupi seluruh piringan Matahari bergantung pada jarak Bulan dari Bumi.

Bulan mempunyai orbit yang agak elips mengelilingi Bumi, sehingga pada dua titik setiap bulannya, Bulan berada pada posisi terjauh (apogee) dan terdekat (perigee) dengan Bumi.

Hal ini membuat Bulan tampak sedikit lebih kecil dan sedikit lebih besar dari rata-rata di langit kita.

Pada 14 Oktober 2023, Bulan baru akan terlihat relatif kecil, sehingga hanya menutupi 91 persen piringan Matahari jika dilihat dari jalur annularitas sempit yang membentang dari Oregon hingga Texas dan seterusnya.

Baca juga: Di Masa Depan Fenomena Gerhana Matahari Total Mungkin Punah, Hanya Ada Cincin Api

Apakah bisa dilihat dari Indonesia?

Senada, peneliti astronomi dan astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Clara Yono Yatini mengatakan bahwa gerhana Matahari cincin terjadi karena Matahari dihalangi oleh Bulan.

"Pada kondisi ini Bulan ada di antara Matahari dan Bumi," ujar Clara kepada Kompas.com, Juamt (13/10/2023).

Meski begitu, Clara mengungkapkan, gerhana Matahari cincin tidak dapat disaksikan di Indonesia, dan hanya terjadi di beberapa wilayah di Amerika.

"Gerhana Matahari cincin sangat jarang terjadi di daerah yang sama, tetapi secara umum cukup sering terjadi," kata dia.

"Kali ini Indonesia tidak bisa melihat fenomena tersebut. Gerhana akan melewati daerah Amerika utara, tengah, dan selatan," sambungnya.

Baca juga: Gerhana Matahari Cincin Oktober 2023, Bisakah Dilihat di Indonesia?

Halaman:

Terkini Lainnya

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Soroti Kasus Viral Ibu dan Anak Baju Biru di Tangsel, KPAI: Memori Buruk Dapat Melekat pada Korban

Tren
Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Ramai soal Tren Pernikahan Tanpa Rasa Cinta dan Hasrat Seksual di Jepang, Apa Itu?

Tren
Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Irak, Bakal Duel di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Tren
Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Kronologi Bupati Halmahera Utara Ancam Demonstran Pakai Parang, Berujung Dilaporkan ke Polisi

Tren
Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Bukan Mewakili Jumlah Anggota, Ini Makna 12 Bintang Emas yang Ada di Bendera Uni Eropa

Tren
Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Pendaftaran PPDB SD Surabaya 2024 Jalur Zonasi Kelurahan Dibuka, Klik Sd.ppdbsurabaya.net/pendaftaran

Tren
Mengenal Robot Gaban 'Segede Gaban', Sebesar Apa Bentuknya?

Mengenal Robot Gaban "Segede Gaban", Sebesar Apa Bentuknya?

Tren
Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Motif Ibu di Tangsel Rekam Video Cabuli Anak Sendiri, Mengaku Diancam dan Dijanjikan Rp 15 Juta

Tren
Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Perang Balon Berlanjut, Pembelot Korea Utara Ancam Kirim 5.000 USB Berisi Drama Korea Selatan

Tren
Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com