Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Kreativitas Verbal Tetap Dibutuhkan di Era ChatGPT

Kompas.com - 11/10/2023, 14:50 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita akan dinilai oleh publik berdasarkan kemampuan, kelancaran, keragaman, keunikan, dan kedalaman (kejelasan) kita dalam menyampaikan ide, konsep, atau jawaban.

Demikian pula saat kita bercerita yang membutuhkan kedalaman emosi; misalnya saat seorang Ibu sedang menceritakan dongeng kepada anak.

Saat menceritakan dongeng, cerita yang disampaikan oleh seorang Ibu perlu bernada dinamis, sehingga imajinasi dan emosi anak terbawa.

Kreativitas verbal tetap dibutuhkan sebagai dasar dari performa akademik. Berdasarkan hasil penelitian Kartana et al. (2018), kreativitas verbal memprediksi prestasi akademik mahasiswa.

Semakin tinggi kreativitas verbal mahasiswa, semakin tinggi prestasi akademik yang dimilikinya.

Dengan demikian, saat institusi pendidikan akan menyaring mahasiswa yang berpotensi memiliki performa akademik yang baik, dibutuhkan identifikasi kreativitas verbal.

Proses identifikasi kemampuan kreativitas verbal, dapat dilakukan dengan menggunakan alat ukur kreativitas verbal.

Saat ini, tim riset Universitas Tarumanagara sedang mengembangkan alat ukur Kreativitas Verbal dengan nama Contextual Verbal Creativity Test (CVCT). Alat ukur CVCT ini sudah melalui pengujian psikometris.

Berdasarkan hasil pengujian, alat ukur ini cukup layak untuk menguji kreativitas verbal individu.

Berharap alat ukur CVCT dapat menjadi instrumen untuk membantu mengidentifikasi kreativitas verbal penggunanya.

Lebih lanjut setelah diidentifikasi, kreativitas verbal yang ada dapat dikembangkan melalui intervensi metode pembelajaran kondusif (Wang & Li, 2022), pola asuh orangtua (Pérez-Fuentes et al., 2019), penggunaan teknologi (Chung et al., 2015), ataupun apresiasi karya sastra/puisi (Osowiecka & Kolanczyk, 2018).

Berdasarkan tulisan ini, kreativitas verbal manusia dalam situasi tertentu tampak masih memiliki keistimewaan yang saling melengkapi dengan teknologi AI.

Saat membutuhkan ide, manusia dapat meminta bantuan AI untuk menghasilkan ide. Ide yang dihasilkan/diinspirasikan oleh AI, dapat diparafrasa sehingga sesuai atau relevan dengan konteks yang dibutuhkan oleh manusia.

Melalui sentuhan manusia, ide yang dihasilkan oleh AI dapat dimodifikasi, diberikan muatan emosi, sehingga dapat tersampaikan dengan lebih baik dan lebih hidup.

Dengan adanya AI, manusia seharusnya lebih bersemangat atau termotivasi untuk menghasilkan ide agar tujuan baiknya dapat lebih mudah tercapai.

*Sania, Renata V Gunjaya, dan Cecilia Ang, Mahasiswa S1 Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara
P. Tommy Y. S. Suyasa, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com